Huawei melaporkan perlambatan kinerja keuangan usai putus hubungan dengan Google dan tak lagi bisa menggunakan operating system (OS) Android di ponsel keluarannya.
Tercermin dari laporan keuangan Huawei terbaru, Huawei melaporkan pertumbuhan pendapatan 19,1 persen secara year on year (YoY), atau sekitar USD 123 miliar di tahun 2019 kemarin.
Sedangkan untuk laba bersih naik 5,65% YoY. Meski angka-angknya tetap tumbuh, angka ini jauh dari laba bersih Huawei dalam dua tahun terakhir, yaitu 25% (2018) dan 28% (2017).
BACA JUGA: Huawei P40 menjadi smartphone dengan kamera terbaik versi DXOMark
Divisi Huawei yang paling terpukul adalah bisnis consumer. Pemasukan divisi itu anjlok USD 10 miliar menjadi UD 66,93 miliar. Divisi ini meliputi bisnis smartphone dan laptop.
Rotating Chairman Huawei, Eric Xu mengatakan perusahaan tidak mencapai target sendiri. Pada awal 2019, Huawei memproyeksikan pendapatan sekitar US$ 123 miliar. Namun, Huawei merevisi target itu menjadi USD 135 miliar.
"Kami tidak memenuhi target revisi kami, di angka USD 135 miliar. Kami kekurangan USD 12 miliar dari target. Ini adalah hasil dari sanksi AS," ujar Eric Xu, seperti dilansir dari CNBC International.
Eric mengatakan setelah perusahaannya diberi sanksi oleh Amerika Serikat sebagai biang kerok terjadinya defisit perdagangan dan mem-blacklist perusahaannya.
Akibat hal tersebut Huawei terpaksa butuh izin khusus untuk berbisnis dengan perusahaan di negeri Paman Sam tersebut.
"Kami harus menghadapi tantangan keberlanjutan pasokan dan kami harus mengatasi tantangan pasokan dalam jangka pendek, sehingga dapat memasok produk-produk terbaik kepada pelanggan kami. Dan kami juga harus meningkatkan investasi di R&D (penelitian dan pengembangan) kami," ucapnya.
Huawei dapat pukulan besar dari sanksi Trump karena Google tak lagi memberikan lisensi Android yang membuat ponsel Huawei tak bisa menggunakan aplikasi bawaan Google seperti Play Store, YouTube, Chrome dan lain sebagainya.
"Ini membuat ponsel Huawei tak diminati di luar China," ujarnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR