Ketika dunia menjalani karantina dan WFH, penggunaan aplikasi video conference langsung melejit. Aplikasi yang paling populer tentu saja Zoom, yang dalam sebulan terakhir mencatat kenaikan penggunaan 6,5 kali lipat dibanding biasanya.
Akan tetapi, kesuksesan instan tersebut ternyata membuka banyak kelemahan Zoom. Mulai dari diam-diam mengirim data ke Facebook, data video yang mampir ke China, sampai zoombombing yang membuat sesi video menjadi berantakan.
Isu keamanan Zoom ini pun “dimanfaatkan” oleh pesaingnya. Salah satunya adalah Google yang memiliki layanan video conference Google Hangouts Meet. Melalui blog resminya, Google mengungkapkan strategi mereka dalam melindungi keamanan pengguna Google Hangouts Meet, utamanya dari orang iseng yang mencoba mengganggu.
Keunggulan Google Hangouts Meet
Salah satunya adalah Meeting ID yang menggunakan 10-25 karakter yang terdiri dari angka dan huruf. Sebagai perbandingan, Zoom hanya menggunakan 9-11 berformat angka yang relatif lebih mudah ditebak.
Selain itu, peserta rapat di luar perusahaan harus mendapat calendar invitation dari seseorang di dalam organisasi; yang dibedakan dari domain email-nya. Contohnya jika redaksi@infokomputer.com diundang ke rapat Google, maka kami harus memiliki calendar invitation dari Google. Cara lainnya, kami harus meminta izin ke host untuk memasuki ruang rapat tersebut.
Google juga mengklaim, data video pembicaraan di Google Hangouts Meet seluruhnya dienkripsi, mulai dari klien ke server Google sampai video tersebut diolah di server Google. Enkripsi dilakukan menggunakan DTLS dan SRTP yang merupakan enkripsi standar publik. Lagi-lagi, ini merupakan kelebihan tersendiri dibanding Zoom yang mengenkripsi data menggunakan teknik enkripsi buatan sendiri.
Banyak Produk
Dari klaim di atas, Google Hangouts Meet memang menawarkan solusi menarik seputar video conference. Namun jika ditilik lebih lanjut, Google sebenarnya kehilangan momentum dari Zoom karena lini produk video conference mereka yang saling tindih.
Sekadar informasi, Google memiliki banyak produk berkirim pesan (termasuk video), mulai dari Allo, Duo, Hangouts, Hangouts Chat, sampai Google Hangouts Meet. Google Hangouts Meet sendiri adalah bagian dari G Suite, paket software seputar dokumen (seperti Google Document, Spreadsheet) dan kolaborasi (seperti Current dan Google Hangouts Meet).
Dengan kata lain, Google Hangouts Meet cuma digunakan bagi organisasi yang membayar paket G Suite.
Untuk konsumen umum, Google menyediakan Google Hangout. Akan tetapi, Google Hangout ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti jumlah peserta video conference yang hanya 25 orang.
Selain Google, Microsoft pun memiliki produk video conference yang segmentasinya kurang jelas. Mereka memiliki Skype (gratis) dan Teams (berbayar).
Di sisi lain, Zoom terbilang praktis, tinggal pakai, dan gratis. Keunggulan inilah mungkin menjelaskan mengapa Zoom menjadi video conference paling populer saat ini.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR