Melihat pemanfaatan transaksi nontunai yang terus meningkat akibat pandemi COVID-19, DANA imbau masyarakat tetap jaga keamanan transaksi digital.
Gaya hidup digital yang aman diserukan oleh DANA. Menurut Norman Sasono, Chief Technology Officer (CTO) DANA, meskipun telah didukung sistem keamanan yang solid, keamanan bertransaksi akan semakin terjamin jika didukung oleh perilaku pengguna yang selalu waspada.
“Bagi DANA, keamanan adalah faktor yang sangat penting karena menjadi landasan paling fundamental bagi terbangunnya kepercayaan masyarakat terhadap transaksi nontunai secara digital. Kami telah membangun sistem keamanan yang tangguh yang didukung oleh teknologi terdepan. Untuk menjamin keamanan, kenyaman, dan kelancaran bertransaksi, kami juga menerapkan risk engine, fraud engine, dan machine learning yang mampu menganalisa setiap transaksi yang dilakukan,” ujar Norman.
Sistem di DANA dapat mengenali kebiasaan yang dilakukan oleh pengguna, serta menilai transaksi yang wajar atau tidak biasa. Ketika sistem menemukan transaksi yang tidak wajar atau di luar kebiasaan pengguna, sistem akan meminta pengguna untuk memasukkan PIN atau OTP untuk validasi transaksi. Meski begitu, pengguna juga dapat mengaktifkan fitur Payment Authentication (otentikasi pembayaran) secara mandiri melalui menu Setting pada dompet digital DANA-nya. Dengan begitu, sistem akan meminta PIN setiap kali pengguna melakukan transaksi.
Maraknya Social Engineering
Norman memaparkan bahwa di masyarakat, yang sering terjadi adalah kasus penipuan terkait social engineering, yakni upaya penipuan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi untuk mengakses akun pengguna, termasuk pengguna layanan dompet digital.
“Interaksi dalam social engineering bisa dilakukan lewat berbagai jalur komunikasi, seperti telepon, email yang menyertakan link untuk phising, direct message di media sosial, aplikasi chatting, atau tatap langsung dengan korban. Social engineering ini biasanya dilakukan dengan halus tanpa disadari oleh korban, dan agak sulit diatasi karena berkaitan juga dengan faktor manusia sebagai pengguna,” Norman menjelaskan.
Dalam kasus-kasus social engineering, biasanya pihak penipu memanfaatkan kelengahan pengguna dompet digital dan menanyakan OTP atau PIN mereka dengan iming-iming yang beragam. Pengguna yang lengah, tidak paham tentang isu keamanan, dan kurang berhati-hati umumnya akan percaya dan lantas memberikan data pribadi mereka, termasuk OTP atau PIN kepada pelaku.
Norman berpesan, agar jaminan keamanan DANA dapat tersaji secara optimal, tetap diperlukan dukungan dari para pengguna untuk berperilaku bijak dan penuh kewaspadaan dalam menggunakan dompet digital.
“Kami mengimbau para pengguna DANA untuk selalu menjaga kerahasiaan data pribadi dan finansial, seperti PIN, OTP, serta CCV atau tiga angka yang tertera di belakang kartu debit atau kartu kredit. Jangan pernah menginformasikan data-data rahasia tersebut kepada pihak lain, apalagi orang-orang yang sama sekali tidak dikenal. Ini sangat penting untuk menghindari terjadinya kasus kejahatan digital yang bisa merugikan pengguna,” imbau Norman.
Tips Aman Bertransaksi Online
Salah satu nilai utama yang dijunjung tinggi DANA adalah komitmen untuk membangun kepercayaan dan rasa aman di kalangan penggunanya. Selain tentunya DANA juga fokus memberikan kemudahan dan akses pemanfaatan yang luas bagi siapapun.
“Dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi terkini seperti salah satunya Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, DANA akan terus berinovasi agar mampu menciptakan semakin banyak solusi bagi kebutuhan serta gaya hidup masyarakat saat ini dan masa depan. Dengan teknologi, kami menjadikan DANA sebagai agen perubahan yang mentransformasi masyarakat ke budaya baru yang serba terhubung dengan ekosistem digital, efisien, produktif, dan kompeten,” pungkas Norman.
Berikut tips bertransaksi online secara aman yang dibagikan oleh DANA agar pengguna dompet digital terhindar dari penipuan.
1.Ketika bertransaksi online, pastikan Anda bertransaksi atau berbelanja di merchant atau layanan e-commerce yang aman dan terpercaya. Lakukan riset terlebih dahulu dan cek testimoni dari konsumen-konsumen sebelumnya. Jangan mudah percaya dengan sembarang website atau merchant jual-beli online.
2.Jangan mudah tergiur barang murah ketika berbelanja online. Biasanya ini merupakan modus awal yang paling banyak digunakan pihak tak bertanggung jawab untuk memancing penipuan. Ketika tertarik dengan penawaran barang yang murah, lakukan perbandingan harga di merchant atau layanan e-commerce lainnya untuk memastikan apakah harga murah yang ditawarkan masuk akal atau tidak.
3.Dengan alasan apapun, jangan pernah memberikan informasi yang bersifat rahasia, seperti PIN, OTP ataupun data pribadi atau finansial lainnya, kepada orang lain.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR