Jalan hidup seseorang memang tidak selalu lurus. Ambil contoh Budi Tanrim, yang awalnya tertarik mengambil kuliah jurusan akuntansi. Namun jalan hidupnya berubah setelah ia mulai mengenal dunia desain dan mengikuti beberapa lomba secara online. “Berangkat dari situ, saya mulai mendapatkan beberapa client internasional dan berkarir sebagai freelancer setelah lulus kuliah,” cerita Budi.
Bakat Budi di dunia desain bahkan mengantarkannya bekerja di Shopify Kanada, sebuah perusahaan platform e-commerce, pada tahun 2016. Dua tahun kemudian, ia memutuskan balik ke Indonesia dan bekerja sebagai Bukalapak sebagai Head of Design. “Saya tertarik bekerja di Bukalapak karena melihat banyak area yang saya bisa kembangkan,” ungkap Budi. Apalagi, ia merasa senada dengan misi Bukalapak yang ingin mendukung pengembangan UMKM Indonesia di era digital.
Syarat UI/UX Designer
Sebagai sosok yang bertanggung jawab di sisi desain, Budi mengaku pekerjaannya berkutat pada dua area utama, yaitu strategi dan operasional. “Hal yang bersifat strategi berfokus pada pengembangan image perusahaan secara keseluruhan, termasuk keputusan meluncurkan produk baru atau mengoptimalkan produk yang ada,” cerita Budi.
Sementara di sisi operasional, Budi dituntut untuk dapat mengoptimalkan proses dan tools sehingga kolaborasi di tim internal Bukalapak bisa lebih efektif dan efisien. “Biasanya kesuksesan operasional ini diukur berdasarkan efisiensi waktu dan kemudahan tim kami dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari,” tambah Budi.
Salah satu aspek penting dalam pekerjaan Budi sehari-hari adalah memberikan user experience yang optimal saat konsumen menggunakan layanan Bukalapak. Karena itu Budi dapat bercerita banyak mengenai UI/UX Designer, profesi yang kian dibutuhkan di era digital seperti sekarang.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR