Aplikasi mobile dan digital contact tracing yang dikembangkan di negara-negara Asia membantu landaikan kurva COVID-19.
Aplikasi mobile dimanfaatkan oleh pemerintah di beberapa negara di Asia sebagi tool digital contact tracing. Tool ini akan melacak pergerakan masyarakat melalui smartphone dan mengidentifikasi orang-orang yang mungkin sudah melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19.
“Dengan pandemi yang terus memburuk, teknologi digital contact tracing dapat membantu pemerintah mengakses data pergerakan penduduk menggunakan smartphone dan segera bisa mengidentifikasi kasus-kasus yang berisiko. Teknologi ini telah membantu negara-negara, seperti China, Korea Selatam dan India dalam mengontrol penyebaran COVID-19," jelas Venkata Naveen, Disruptive Tech Analyst, GlobalData. Innovation Explorer Database dari Disruptor Intelligence Center GlobalData mengungkapkan alasan kian krusialnya teknologi contact tracing untuk meredam laju penyebaran COVID-19.
Aplikasi Close Contact Detector
National Health Commission China mengembangkan aplikasi mobile ‘Close Contact Detector’ yang dapat membantu masyarakat mengidentifikasi apakah mereka memiliki risiko terinfeksi virus corona. Cara penggunaannya adalah user mengakses aplikasi dengan memindai QR code melalui platform QQ, Alipay, dan WeChat. Aplikasi akan memberi peringatan pada user jika mereka pernah kontak dengan orang yang positif atau diduga terinfeksi virus corona.
Aplikasi mobile ini membantu pemerintah mengumpulkan data penyebaran COVID-19 dan membantu mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah yang harus mereka lakukan bila mereka pernah kontak dengan pasien positif, PDP, maupun ODP.
Aplikasi Corona 100m
Korea Selatan menggunakan aplikasi ‘Corona 100m’ untuk memberikan peringatan pada setiap orang melalui push notifications apabila mereka pernah berjumpa dalam jarak 100 meter dengan pasien COVID-19.
Aplikasi ini menarik data dari database pemerintah, seperti Korea Centers for Disease Control. Aplikasi ini akan memaparkan kapan seseorang didiagnosis terinfeksi virus corona, umur, jenis kelamin, dan tempat-tempat yang dikunjungi orang tersebut. Aplikasi Corona 100m telah diunduh sebanyak lebih dari 1 juta kali di tiga minggu pertama peluncurannya di pertengahan Februari 2020 lalu.
Aplikasi Aarogya Setu
National Informatics Center India mengembangkan aplikasi mobile‘Aarogya Setu’ untuk melakukan tracking terhadap pasien positif COVID-19 maupun PDP dan ODP. Aplikasi menggunakan teknologi bluetooth dan data lokasi smartphone untuk secara otomatis mengidentifikasi jika pasien yang sedang dikarantina melakukan kontak jarak dekat dengan orang lain. Dengan teknologi, waktu dan kesalahan dapat diminimalisasi.
Penggunaan aplikasi ini seperti dua ponsel yang terhubung satu sama lain dan mengingat lokasi serta waktu dengan Bluetooth.
Tersedia dalam 11 bahasa, aplikasi Aarogya Setu tumbuh pesat dengan jumlah unduhan mencapai 50 juta sejak diluncurkan pada tanggal 2 April 2020.
“Aplikasi digital berpotensi membantu pihak berwenang mengetahui segalanya tentang pandemi, asa muasalnya, kemana penyebaran selanjutnya, dan wawasan epidemiologis penting lainnya untuk melakukan mitigasi. Mencontoh dari negara-negara Asia yang memanfaatkan smartphone untuk meredam penyebaran virus corona, AS, Inggris, dan negara-negara Eropa juga menyusul, mengembangkan tool untuk melakukan digital tracing," pungkas Venkata Naveen.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR