Kondisi pandemi menjadi ajang pembuktian bahwa penerapan teknologi yang tepat guna dapat membantu perusahaan mempertahankan kinerja.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang logistik, PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir tentu tak boleh membiarkan layanannya sampai terganggu. Apalagi di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, layanan kurir dan logistik adalah salah satu mata rantai penting dalam melayani kebutuhan masyarakat, termasuk di antaranya keperluan tenaga medis.
Meskipun harus mematuhi aturan pemerintah tentang pembatasan sosial berskala besar, JNE terus beroperasi.
Arief Rahardjo, VP ICT, JNE menuturkan bahwa secara umum perusahaan mengikuti peraturan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tentang PSBB. Di back office, mayoritas karyawan sudah menerapkan work from home. Namun staf front line dan armada kurir tentu harus tetap berada di lapangan.
Teknologi benar-benar menjadi andalan JNE dalam menjaga performa bisnisnya saat ini. "Di masa pandemi COVID-19 ini peran teknologi sangat terasa sekali," Arief mengakui.
Untuk menjaga kolaborasi dan komunikasi antarkaryawan yang sebagian bekerja di rumah dan yang lain di lapangan atau di kantor, JNE memanfaatkan tool kolaborasi dan komunikasi, di antaranya Microsoft Teams dan Kaizala.
Menurut Arief operasional di back office maupun front line boleh dikatakan tidak ada hambatan, sebelum maupun sesudah pemberlakuan PSBB. "Tidak ada gangguan. Bahkan beberapa teman malah mengatakan mereka bisa lebih produktif dengan WFH dengan beberapa fungsi, karena nggak ada lagi alasan kena macet dan sebagainya," ujar Arief Rahardjo.
Berkat transformasi digital yang sudah berlangsung sejak tiga tahun lalu, proses bisnis juga relatif berjalan tanpa kendala. Akses ke beberapa aplikasi bisa dengan mudah dilakukan via web browser dari mana saja.
"Di JNE, secara umum, aplikasinya sudah web-based," jelas Arief. Sedangkan untuk beberapa solusi yang tidak bisa diakses via web, tim IT JNE menyediakan akses VPN dengan selalu memerhatikan keamanan akses dan koneksi.
Menghadapi momen bulan puasa dan hari raya Idul Fitri di mana biasanya terjadi lonjakan pengiriman barang, JNE pun sudah siap.
"Kalau secara teknologi, kami memang sudah mengantisipasi sesuai dengan roadmap 5 tahunan. Kebetulan fasilitas server kami sudah dipersiapkan untuk pertumbuhan 30% per tahun. Jadi untuk mengatasi lonjakan ini kami hanya melakukan tuning dan pemeliharaan rutin. Yang ditambah kapasitas adalah yang di cloud, misalnya untuk yang lastmile yang kami antisipasi. Karena kapasitasnya sudah cukup besar jadi kita hanya mainkan memori dan computing power saja," papar Arief.
Sebagai informasi, sampai saat ini, 20% dari sistem IT JNE sudah ditempatkan di cloud. Sisanya (80%) masih berupa sistem on premises yang ditempatkan di collocation site.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR