"Yang di cloud itu adalah untuk yang lastmile untuk kurir. Kenapa yang itu yang ditaruh di cloud? Sebetulnya pada tahun 2017 ketika kami mulai transformasi digital untuk kurir, kami menemukan solusi cloud ini lebih efisien dan cepat deploymentnya," Arief menjelaskan.
Terkait sisa 80% sistem yang belum dimigrasikan ke cloud, Arief Rahardjo menjelaskan, "Di JNE, estimasi kami 50-50. Road map kami targetnya 2021, tapi dalam kondisi saat ini kami pun harus menahan diri dari sisi capex. Tapi untuk cloud development tetap kita lanjutkan mungkin ada sedikit perlambatan. Paling lambat tahun 2022 sudah terealisasi."
Berbicara tentang peluang-peluang yang bisa ditangkap perusahaan dalam situasi seperti saat ini, Arief melihat ini sebagai momentum untuk beberapa hal.
"Dari sisi bisnis ini adalah periode pembuktian diri dan tentunya kami membantu UMKM di daerah yang sudah bertahun tahun kami bina kami edukasi, ini adalah ajang pembuktian dan kesempatan bagi mereka untuk memasarkan produknya lebih masif lagi. JNE juga menyediakan fasilitas e-procurement yang bisa mereka manfaatkan lebih optimal," jelas Arief.
"Kalau di internal JNE, kami lakukan banyak perbaikan untuk internal process dan inovasi-inovasi teknologi dan uji coba teknologi yang tepat guna, misalnya untuk mendukung WFH," imbuhnya.
Momen WFH ini pun menjadi sarana evaluasi bagi JNE yang memiliki visi flexible office di masa depan. "Dan (momen) ini bisa menjadi peluang menguji coba," ujar Arief.
Dalam kesempatan wawancara dengan InfoKomputer melalui video conference, Arief Rahardjo juga menyampaikan sejumlah pesan bagi para pelaku bisnis.
Arier mengajak para pelaku bisnis untuk memanfaatkan momen ini untuk mencoba teknologi yang tepat guna. "Di masa seperti ini terasa sekali, tanpa teknologi,kita akan kesulitan," ujarnya. Ia menyayangkan jika pandemi membuat produktivitas anjlok.
Ada kesempatan free trial yang ditawarkan oleh sejumlah principal/vendor teknologi dalam rangka membantu perusahaan bertahan. Arief mengajak pelaku bisnis untuk tidak melewatkan kesempatan itu.
"Dan khususnya untuk teman-teman yang di industri, ayo ini saatnya menunjukkan bahwa teknologi yang dipasarkan memang tepat guna dan bisa membantu kondisi saat ini," kata Arief.
Ia yakin penerapan teknologi dengan cost benefit analysis yang tepat dapat membantu perusahaan melewati masa-masa sulit, seperti saat pandemi sekarang.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR