Hingga saat ini ada Lebih dari 1,5 juta pengembang telah mendaftar ke AppGallery Huawei, toko aplikasi in-house yang dikembangkan Huawei sebagai alternatif Google Play Store.
Huawei menggunakan AppGallery sebagai alternatif Google Play Store selama sanksi perdagangan AS tetap berlaku.
Sanksi AS itu membuat semua produk Huawei dan Honor hadir tanpa layanan Google Play, menurut Notebook Check dalam laporannya.
Huawei AppGallery telah ada untuk sementara waktu sekarang, sebagai aplikasi pra-instal di semua ponsel cerdas dan tablet Honor serta Huawei.
AppGallery ini sendiri telah menjadi toko aplikasi utama untuk smartphone Honor dan Huawei di China. Namun untuk pasar di luar China, Honor dan Huawei sebenarnya masih mengandalkan Google Play di luar China.
Namun apa daya, sanksi perdagangan yang diberlakukan oleh AS memaksa Huawei dan anak perusahaannya merilis perangkat baru tanpa Google Mobile Services (GMS) atau Google Play Store.
Huawei membangun Huawei Mobile Services (HMS), dan mendorong pengembang di luar China untuk bergabung ke AppGallery melalui berbagai insentif.
Menurut Huawei, ada lebih dari 1,5 juta pengembang telah terdaftar di AppGallery, meningkat 115 persen pada tahun lalu. Demikian pula sekarang, ada 60.000 aplikasi yang telah terhubung ke HMS, meningkat 66,7 persen.
Meski demikian, AppGallery tidak mungkin untuk bersaing dengan Google Play Store dalam hal volume dalam waktu dekat.
AppGallery
Vendor smartphone asal China, Huawei, mengklaim bahwa jumlah pengguna layanan toko aplikasi AppGallery kian tumbuh setiap kuartal. Pertumbuhan tersebut terjadi sejak kuartal-III tahun 2018 lalu.
"Saat ini jumlah pengguna aktif bulanannya sekitar 390 juta. Bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018 lalu yang sebanyak 230 juta. Ini meningkat signifikan," kata Consumer Cloud Service Commercial Promition Product Dept. Director Huawei, Justin Chen.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR