Setelah lama dinantikan para pembuat konten, akhirnya Instagram membuka ladang monetisasi baru, yakni melalui Instagram TV (IGTV). Langkah ini sekaligus memposisikan IGTV sebagai pesaing YouTube.
Mulai minggu depan, IGTV akan mulai menayangkan iklan. Namun, hal itu baru akan berlaku untuk 200 kreator besar, seperti Adam Waheed dan Lele Pons yang bekerja sama dengan pengiklan besar seperti Ikea, Puma, dan Sephora.
Menurut COO Instagram Justin Osofski, Instagram akan memberikan 55 persen dari total pendapatan iklan kepada kreator. Persentase tersebut juga sama dengan kreator Facebook Watch.
Iklan baru akan muncul ketika pengguna mengklik "tonton di IGTV"' setelah melihat preview yang lewat di linimasa. Pesan komersil di IGTV akan ditampilkan secara vertikal dan berdurasi 15 detik.
Kabarnya, Instagram sedang menguji coba fitur lain seperti melewati iklan. Osofsky mengatakan bahwa pesan promosi hanya akan muncul di konten yang ramah iklan.
Hal itu artinya, kreator harus mematuhi kebijakan monetisasi IGTV yang disebut Osofsky berbeda dengan kebijakan konten biasa di Instagram.
Contohnya, menurut Osofsky, kreator boleh mengumpat di dalam video mereka tapi tidak diizinkan jika mereka ingin melakukan monetisasi. Diawasi manusia untuk menyaring konten
Moderasi konten agaknya akan menjadi hal yang penting dilakukan Instagram apabila ingin skema iklan ini berjalan lancar.
Instagram juga harus menjamin bahwa penonton IGTV cukup tinggi dan mereka berinteraksi dengan iklan.
Selain itu, Instagram juga harus memastikan bahwa iklan muncul di konten yang tepat agar monetisasi aman.
Kekahwatiran itu bukan omong kosong sebab YouTube pernah kebobolan. Misalnya saja pada tahun 2019 lalu, para pengiklan menarik uang mereka karena ada kreator yang memuat konten pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Osofsky sudah mengantisipasi soal moderasi. Ia mengatakan bahwa IGTV diawasi oleh manusia untuk menyaring konten. Mereka akan memeriksa video lebih dulu sebelum menyetujui monetisasi.
Ke depannya, moderasi diharapkan bisa mengandalkan tenaga manusia dan mesin.
Namun, Osofsky menyebut Instagram masih akan bergantung pada moderasi Facebook terkait penggunaan teknologi dan manusia untuk moderasi.
Pendapatan lain dari Live Badges
Di luar iklan, kreator juga bisa memanen pendapatan dari penjualan lencana saat Instagram Live (Live Badges). Fitur tersebut akan mulai diuji coba bulan depan dengan sebagian kecil kreator.
Uji coba akan dilanjutkan di beberapa negara seperti AS, Brazil, Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Turki, Spanyol, dan Meksiko, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge.
Ada tiga lencana yang bisa dibeli penonton, masing-masing seharga 0,99 dollar AS (Rp 14.600), 1,99 dollar AS (Rp 29.400), dan 4,99 dollar AS (Rp 73.700). Belum diketahui seperti apa mekanisme jual beli lencana ini.
Ketiga lencana berwujud berbeda. Lencana itu akan terpasang di nama pembeli dan akan terpampang saat mereka memberi komentar saat Instagram Live.
Komentar dengan lencana nantinya akan diprioritaskan dan naik ke daftar teratas. Instagram juga akan meluncurkan Live Shopping dalam beberapa bulan ke depan.
Fitur ini memungkinkan kreator menandai sebuah brand saat sedangan melakukan siaran langsung dan menjual merchandise mereka.
Source | : | The Verge |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR