Penyedia layanan konferensi video Zoom berencana untuk memperkuat enkripsi panggilan video untuk pelanggan berbayar, namun tidak bagi pengguna gratis.
Zoom, yang bisnisnya mengalami peningkatan tajam saat pandemi virus corona, membahas langkah tersebut dalam sebuah acara panggilan Kamis (28/5), yang kemudian dikonfirmasi oleh konsultan keamanan Zoom Alex Stamos.
Stamos mengatakan bahwa rencana itu dapat berubah dan belum jelas pelanggan seperti apa yang memenuhi syarat untuk akun yang memungkinkan pertemuan video yang lebih aman.
Dia menambahkan bahwa kombinasi faktor teknologi, keselamatan dan bisnis masuk dalam rencana, yang mendapat reaksi beragam dari pendukung privasi, tersebut seperti dikutip Reuters.
Zoom telah menarik jutaan pelanggan gratis dan berbayar di tengah pandemi, sebagian karena pengguna dapat bergabung dalam pertemuan tanpa mendaftar tercatat 300 juta panggilan Zoom dalam sehari.
Namun, hal itu juga menjadi celah bagi pembuat onar untuk masuk ke dalam pertemuan, setelah berpura-pura menjadi undangan.
Peneliti Electronic Frontier Foundation, Gennie Gebhart, berharap Zoom dapat mengubah arah strategi, dan menawarkan video panggilan yang dilindungi untuk pengguna yang lebih luas.
Namun, pengamat teknologi dari American Civil Liberties Union, Jon Callas, mengatakan strategi itu tampaknya merupakan kompromi yang masuk akal.
Para ahli keamanan siber dan penegak hukum telah memperingatkan bahwa penjahat semakin menggunakan komunikasi terenkripsi untuk menghindar dari deteksi.
"Mengenakan biaya untuk enkripsi ujung ke ujung adalah cara untuk menyingkirkan orang dengan niatan buruk tersebut," kata Callas.
Zoom bahkan telah mempekerjakan Stamos dan pakar lainnya setelah serangkaian serangan keamanan yang menyebabkan sejumlah institusi melarang penggunaannya.
"Pada saat Zoom berusaha meningkatkan keamanan, mereka juga secara signifikan meningkatkan kepercayaan dan keselamatan mereka," kata Stamos, mantan kepala keamanan di Facebook.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR