Teknologi automasi yang dihadirkan HRIS seperti Talenta, bisa menjadi solusi untuk mengatur shift karyawan, absensi, reimbursement, payroll, cuti, pajak dan lainnya dengan lebih akurat, juga bisa mengontrol risiko penularan dan HR bisa fokus pada fungsi lain yang lebih strategis.
“Pandemi ini menjadi masa krusial bagi HR untuk menunjukkan peranan pentingnya dalam menganalisa situasi dan memberikan rekomendasi yang tepat kepada manajemen terkait dengan karyawan maupun proses bisnis kedepannya. Banyak tantangan yang dihadapi oleh HR seperti pengaturan shifting karyawan, mental health, employee engagement, membangun Virtual Digital Leadership Skill, business continuity, trust & transparency, dan lainnya. Penting bagi HR untuk menjalankan fungsi resilience dan agile dengan situasi ini. Mulai dari kolaborasi dengan leaders, membuat ide kreatif yang out of the box, leaders mentoring, juga penyesuaian Code of Conduct serta employee benefit karena penting bagi perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini serta perubahannya," ungkap Agustin.
Meskipun sudah memasuki masa transisi dan new normal, pemilik bisnis ataupun HR harus tetap aware dengan update kondisi COVID – 19, juga merancang business continuity plan dengan mempertimbangkan segala risiko yang dapat terjadi kedepannya. “Saat ini, aturan PSBB yang sudah selesai bukan penyebaran COVID-19. Masih ada ketakutan tinggi jika muncul gelombang dua yang berdampak pada operasional bisnis kembali terhenti. Jika kembali bekerja dari rumah, butuh waktu lagi bagi karyawan untuk adaptasi yang berdampak pada koordinasi tim serta produktivitas yang mungkin akan kembali turun. Selain itu, proses HR dan pengelolaan karyawan yang masih manual tidak efisien dengan kondisi ini karena riskan terjadi kesalahan atau hasil data tidak akurat untuk membuat keputusan strategis perusahaan di masa krisis. Hal ini bisa berdampak besar pada produktivitas bisnis," tambah Anthony.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR