Dua startup fintech di Indonesia, Ovo dan Dana, disebut telah sepakat untuk menggabungkan kedua perusahaan (merger).
Penggabungan perusahaan ini, konon dilakukan demi menggerus dominasi GoPay dalam hal pembayaran digital. Kabar tersebut diungkap oleh seorang sumber terdekat yang tak ingin disebutkan identitasnya.
Menurut laporan Bloomberg, Minggu (14/6/2020), merger ini juga dilakukan demi mengurangi strategi "bakar uang".
Menurut sumber, meski telah disepakati, penandatanganan kesepakatan ini harus tertunda karena pandemi Covid-19 yang juga melanda Indonesia.
Saat ini, kedua perusahaan tersebut kabarnya masih membahas sejumlah rincian bisnis mereka ke depan. Syarat dan waktu kesepakatan ini pun masih bisa berubah sewaktu-waktu.
Sebagai informasi, Ovo, Dana, dan GoPay adalah tiga pemain besar dalam pasar fintech di Indonesia. Ketiganya ditopang oleh pemodal asing yang juga memiliki reputasi besar.
Ovo merupakan bagian dari Softbank Group yang juga didukung oleh Grab Holdings Inc. Dana ditopang oleh afiliasi dari Alibaba Group Holding Ltd.
Sementara GoPay yang merupakan bagian dari Gojek dimodali oleh sejumlah pemodal besar mulai dari Grup Djarum, PayPal, hingga Facebook Inc.
Apabila rampung, artinya, kesepakatan merger ini juga akan membantu Grab untuk bersaing dengan Gojek di Indonesia, khususnya dalam layanan pembayaran digital.
Pada Februari lalu, berdasarkan studi yang dilakukan lembaga riset pasar Ipsos, pangsa pasar GoPay diketahui masih dominan di Tanah Air.
GoPay menjadi dompet digital yang paling tinggi diminati. Ada 58 persen peminatnya, sementara OVO 29 persen, Dana 9 persen, dan LinkAja 4 persen.
Tanggapan Ovo
Menanggapi hal tersebut, Head of Public Relations Ovo, Sinta Setyaningsih menyebut bahwa pihaknya masih belum bisa memberikan pernyataan terkait rumor yang beredar.
"Saat ini kami belum bisa memberikan tanggapan terkait rumor yang ada di market," ungkap Sinta.
Rencana bergabungnya Ovo dan Dana sejatinya telah berembus sejak tahun 2019 lalu. Kesepakatan keduanya, akan mengakhiri proses negosiasi yang berlangsung selama berbulan-bulan.
Ant Financial, afiliasi keuangan Alibaba yang juga mensponsori Dana, awalnya enggan menyerahkan kendali bisnis perusahaan tersebut.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR