Bahkan, Ia mengaku telah mempertimbangkan keputusan tersebut selama berbulan-bulan sampai Ia kesulitan untuk tidur.
"(Selama) delapan bulan saya mempertimbangkan ini pindah atau tidak. Lalu, selama tiga bulan saya benar-benar pertimbangkan dan tidak bisa tidur. Hingga satu titik, akhirnya saya (memutuskan) untuk mencoba industri baru," katanya.
Kucuran dana investasi Hyundai ke Indonesia juga disebut Lee sebagai salah satu daya tarik lain untuk menjajal industri otomotif. Sebab, Hyundai sendiri, menurut Lee, tampak serius untuk menggarap pasar Indonesia, termasuk untuk membangun pabrik mobil sendiri.
Sebelumnya, produsen mobil tersebut hanya mengandalkan agen saja untuk menjual produknya di Tanah Air.
"Hyundai investasi besar ke Indonesia, jadi saya lebih bersemangat karena saya tidak bisa lepas dari Indonesia," ungkapnya.
Terkait investasi, Lee sendiri sempat menyinggung soal Samsung yang lebih melirik Vietnam ketimbang Indonesia untuk investasi skala besar. Ia pun mengaku sudah "merayu" kantor pusat beberapa kali untuk berinvestasi di Indonesia dengan angka yang lebih besar dibanding Vietnam.
Namun, upayanya belum membuahkan hasil. "Sebenarnya saya tetap usahakan mengundang Samsung Korea ke Indonesia, tapi ternyata mereka memang lebih suka investasi ke Vietnam, jadi saya sangat kecewa dan saya sangat sedih," jelasnya.
Kendati demikian, "Pak Haji" tidak menyebutkan apakah masalah investasi Samsung yang lebih condong ke Vietnam ini menjadi alasan kepergiannya dari perusahaan tersebut atau tidak.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR