Penulis: Amir Syafrudin
Email: amir.syafrudin@gmail.com
Setelah membahas tentang visi produk yang solid. Kini saatnya kita mulai menyusun visi produk tersebut menggunakan metode Design Sprint.
Visi produk yang baik akan berfungsi sebagai kompas [1]. Kompas tersebut akan digunakan sebagai penunjuk arah dalam pengembangan produk agar pekerjaan yang dilakukan menjadi efektif, efisien, dan memberikan hasil yang optimal.
Untuk menyusun visi produk yang solid, salah satu metode yang dapat digunakan adalah Design Sprint. Dengan metode tersebut, ide-ide untuk sebuah produk dapat diuji kelayakannya oleh target pengguna tanpa harus menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya untuk membuat produk terlebih dahulu [2].
Baca juga: Tips Membangun Visi Produk yang Solid, Hasilkan Produk Bernilai Tambah
Design Sprint adalah sebuah metode yang cukup sederhana sehingga sangat mudah dipahami bahkan bagi orang awam sekalipun. Metode tersebut membagi prosesnya menjadi lima hari dari Senin sampai Jumat. Setiap hari dalam rentang waktu tersebut memiliki agenda tersendiri mulai dari penentuan masalah, pembuatan sketsa, penentuan solusi, pembuatan prototipe, hingga pengujiannya [2] [3]. Dengan jadwal yang begitu padat, dedikasi optimal dari setiap pihak yang terlibat adalah keharusan.
Sebelum Sprint dimulai, ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Kita tidak bisa memulai Sprint begitu saja karena kecepatan dalam Sprint justru berisiko membuat kita tidak menghasilkan apa-apa di akhir prosesnya.
Hal utama yang perlu disiapkan adalah “tantangan” [4]. Apa pertanyaan-pertanyaan besar yang perlu dijawab tentang produk yang ingin dibuat atau ide-ide besar yang perlu diperjelas. Kita perlu mempertegas apa yang ingin dicapai dengan meluangkan seluruh waktu dan tenaga kita selama lima hari penuh. Tantangan itu bahkan perlu disiapkan sebelum gagasan untuk menjalankan Sprint itu disampaikan agar setiap pihak yang akan dilibatkan memahami urgensinya.
Ada beberapa hal lain yang perlu disiapkan seperti penentuan peran setiap orang yang terlibat, alat tulis seperti papan tulis, sticky notes, dan alat tulis lainnya, atau makanan yang sehat. Akan tetapi, hal tersebut tidak bersifat krusial dan dapat disiapkan sesuai kebutuhan. Kuncinya tetap ada tantangan, lalu waktu dan tempat kegiatan. Bila ketiga hal itu telah ditentukan, Sprint siap dijalankan.
Aktivitas Sprint dalam Lima Hari
Pada hari pertama, hari Senin, Sprint dimulai dengan penentuan target sesuai tantangan yang ingin diselesaikan [5]. Tuangkan sebanyak mungkin ide yang relevan, minta pendapat dari narasumber yang tepat, visualisasikan semua ide dan informasi terkait, misalnya menggunakan post-it yang ditempel di papan tulis, tentukan tingkat kepentingan dari setiap ide, lalu pilih ide-ide yang layak dijadikan target, yaitu untuk diwujudkan menjadi sebuah prototipe layak uji. Jadi, pastikan ide-ide yang dipilih tidak terlalu banyak agar kita tidak kewalahan, tapi tidak terlalu sedikit agar Sprint memberikan hasil yang signifikan.
Pada hari kedua, hari Selasa, dilakukan pembuatan sketsa untuk mewujudkan ide-ide yang telah dipilih di hari sebelumnya. Buat sebanyak mungkin sketsa yang dapat menjadi solusi dari ide-ide terkait. Sketsa yang dibuat tidak harus “cantik”, tapi harus jelas menggambarkan maksud sketsa tersebut [6]. Kerangka, bagan, simbol, kata-kata, atau penanda lainnya dapat digunakan demi memperjelas maksud dari setiap sketsa yang dibuat.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR