Apple telah memblokir pembaruan pada puluhan ribu game iPhone di App Store Cina. Hal tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing, karena menghadapi tekanan pemerintah yang meningkat untuk mematuhi peraturan setempat.
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu mengatakan kepada pengembang bahwa sekarang Apple perlu mendapatkan izin yang diperlukan dari pihak berwenang Cina jika ingin mengunggah game tertentu ke App Store di Cina.
Saat ini ada sekitar 60.000 game seluler yang di-hosting App Store Cina yang dibayar atau memiliki pembelian dalam aplikasi.
Namun, regulator Cina hanya mengeluarkan sedikit lebih dari 43.000 lisensi sejak 2010, sementara hanya 1.570 diberikan pada 2019.
Akibatnya, ada ribuan game yang tidak mematuhi aturan baru, demikian dikutip laman CNBC, Rabu, 1 Juli 2020.
Pengembang sudah diinformasikan pada Februari lalu bahwa mereka akhirnya harus mematuhi undang-undang video game seluler Cina pada 30 Juni.
Negeri Tirai Bambu itu mengenalkan peraturan pada 2016 yang mengharuskan pembuat game mobile mendapatkan lisensi dari regulator jika ingin membebankan biaya untuk konten mereka.
Baca Juga: Apple Kembali Tolak Keinginan Game Facebook Hadir di App Store
Namun, Apple mengizinkan pengembang untuk mengunggah game mobile mereka ke App Store tanpa izin yang diperlukan saat mereka menunggu otorisasi dari regulator negara.
Pengembang seperti pembuat game Grand Theft Auto Rockstar Games mengandalkan celah itu selama bertahun-tahun.
Mengutip laman Finacial Times, Cina adalah pasar game terbesar di dunia dan negara yang sangat menguntungkan bagi Apple.
Tahun ini, perusahaan riset pasar Newzoo, memprediksi iOS akan menghasilkan 53 persen dari total pendapatan game mobile di Cina sekitar US$ 13 miliar.
App Store memang menghasilkan lebih banyak pendapatan di Cina daripada di negara lain mana pun, dengan sebagian besar berasal dari game.
Data Sensor Tower menunjukkan bahwa penjualan di App Store Cina mencapai US$ 16,4 miliar per tahun, dibandingkan US$ 15,4 miliar per tahun di Amerika.
Baca Juga: Tak Lagi Pakai Intel, Kini Apple Gunakan Chip Silicon Berbasis ARM
Source | : | CNBC,Financial Times |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR