Sistem keamanan pada macOS, disusupi oleh program berbahaya ( malware). Malware tersebut diketahui dapat masuk ke dalam macOS akibat kelalaian pihak Apple itu sendiri.
Jenis malware yang berhasil menyusup masuk ke dalam sistem operasi macOS tersebut bernama Shlayer.
Keberadaan program jahat ini pertama kali ditemukan oleh peneliti keamanan, Patrick Wardle. Menurut Patrick, malware tersebut dengan cerdik menyamar sebagai sebuah paket pembaruan yang datang untuk aplikasi Adobe Flash Player.
Apple sendiri biasanya melakukan verifikasi dan pemindaian pada aplikasi yang berjalan di macOS. Dalam proses tersebut, setiap aplikasi akan dipindai apakah mengandung masalah keamanan atau tidak.
Menurut firma keamanan sistem Kaspersky, malware Shlayer dikenal sebagai ancaman paling umum yang dapat menyerang perangkat berbasis sistem operasi macOS pada 2019 lalu.
Shlayer merupakan file berjenis trojan yang mampu menginfeksi perangkat dengan menyebarluaskan adware (yang juga merupakan program berbahaya) pada sistem. Sebagai orang pertama yang menyadari adanya malware tersebut, Wardle kemudian segera menghubungi Apple.
Sejauh ini, pihak perusahaan telah menindaklanjuti keberadaan malware dengan menonaktifkan akun pengembang dan mencabut sertifikasinya. Wardle menyebut bahwa ini merupakan kali pertama Apple kecolongan dan mengizinkan masuknya program berbahaya pada perangkatnya.
"Sejauh yang saya tahu, ini merupakan kode berbahaya pertama yang mendapatkan cap persetujuan dari Apple," tulis Wardle dalam sebuah blog.
Baca Juga: Apple Bakal Produksi 75 Juta Unit iPhone 5G Tahun ini, Ini Modelnya
Tahun lalu, Apple sejatinya telah memperketat keamanan pada macOS dengan melakukan verifikasi terhadap aplikasi yang akan berjalan di sistem operasi tersebut. Proses verifikasi tersebut bernama Notarization.
Proses uji kelayakan ini, dilakukan agar ekosistem macOS lebih aman untuk pengguna. Melalui proses tersebut, Apple memeriksa ancaman yang terkandung pada aplikasi, sebelum bisa lolos untuk dipasang pada perangkat Mac.
"Perangkat lunak berbahaya terus berubah, dan sistem Notarization membantu kami menjauhkan malware dari Mac dan memungkinkan kami merespons dengan cepat ketika ditemukan," tulis Apple dalam sebuah pernyataan.
Dirangkum Digital Trends, Jumat (4/9/2020), Apple juga mengatakan akan segera memblokir aplikasi apabila ada program yang dinilai berbahaya.
"Kami berterima kasih kepada para peneliti atas bantuan mereka dalam menjaga keamanan pengguna kami," pungkas Apple.
Baca Juga: TikTok Diduga Curi Data Pengguna Mac Address
Source | : | Digital Trends |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR