Xiaomi diprediksi akan masuk dalam daftar tiga vendor ponsel terbesar di dunia, daftar yang selama ini didominasi oleh Samsung, Huawei, dan Apple.
Menurut lembaga investasi China International Capital Corporation (CICC), Xiaomi diprediksi akan menyalip Apple sebagai salah satu dari tiga vendor ponsel terbesar di dunia.
Analisis itu berdasar pada kinerja bisnis Xioami selama ini. Pada kuartal II-2020 sendiri, laporan keuangan Xiaomi melampaui prediksi analis.
Akibatnya, harga saham Xiaomi di bursa pun jadi terdongkrak menjadi 2,79 dollar AS (sekitar Rp 41.000) per lembar saham.
Xiaomi melaporkan total keuntungan sebesar 650 juta dollar AS (sekitar Rp 9,6 triliun), meningkat 129,8 persen secara year-on-year, sebagaimana dihimpun GizChina.
Total keuntungan tersebut juga meningkat 108 persen dibandingkan pada kuartal I-2020, ketika China mulai dilanda pandemi Covid-19.
Valuasi perusahaan Xiaomi pun kini diperkirakan mencapai 65 miliar dollar AS (sekitar Rp 962 triliun).
Apabila kinerja bisnis Xiaomi tetap dalam jalurnya seperti selama ini, maka perusahaan pimpinan Lei Jun itu diprediksi akan menggeser Apple selaku produsen iPhone, dalam setahun atau dua tahun ke depan.
Pada kuartal II-2020, survey Canalys menyebut Apple berada di urutan ketiga pasar ponsel global dengan pangsa pasar 15,8 persen, sedangkan Xiaomi membututi di posisi empat dengan pangsa pasar 10,1 persen.
Lembaga investasi Goldman Sachs, CITIC Securities, Founder Securities, CICC, Daiwa, Morgan Stanley dan Citibank, juga memprediksi bahwa kiprah Xiaomi di industri smartphone akan membawa pertumbuhan positif dan menjadi daya tarik bagi para investor.
Riset dan analisis lembaga-lembaga investasi itu pun semua merekemondasikan investor untuk membeli saham Xiaomi. Kuat di Eropa Eropa menjadi kunci kesuksesan Xiaomi pada kuartal II-2020.
Di Eropa, pangsa pasar Xiaomi naik hingga 17 persen pada kuartal II-2020. Angka itu meningkat 65 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Source | : | Gizchina |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR