Microsoft gagal mengakuisisi aplikasi video TikTok lantaran perusahaan induk TikTok, yakni ByteDance menolak lamaran yang diajukan Microsoft. Hal itu membuat Oracle menjadi satu-satunya pembeli potensial TikTok.
Laporan bulan lalu menunjukkan bahwa Oracle sedang dalam proses untuk mengakuisisi TikTok.
"ByteDance memberi tahu kami hari ini bahwa mereka tidak akan menjual operasi TikTok AS ke Microsoft," kata Microsoft dalam sebuah pernyataan seperti dikutip The Verge.
Microsoft mengklaim telah menyiapkan strategi dalam akusisi TikTok, sekaligus melindungi kepentingan keamanan nasional.
Microsoft berencana membuat perubahan signifikan untuk memastikan layanan memenuhi standar tertinggi untuk keamanan, privasi, keamanan online, dan memerangi disinformasi.
Sebelumny, Presiden AS Donald Trump menetapkan batas waktu hingga 12 November untuk divestasi TikTok.
Trump mengancam akan melarang TikTok beroperasi di AS jika divestasi tidak terjadi. TikTok telah menggugat pemerintahan Trump tersebut.
Melansir CNBC, ByteDance dikabarkan dalam negosiasi eksklusif dengan Oracle pascamenolak tawaran Microsoft. Namun, Oracle belum memberi tanggapan mengenai hal tersebut.
Awal Agustus lalu, Microsoft mengatakan sedang dalam pembicaraan untuk membeli TikTok di AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Tidak jelas apa yang akan terjadi pada TikTok di AS sekarang setelah Microsoft tidak berhasil dalam penawarannya.
Meski Oracle menjadi kandidat potensial, perusahaan itu nampaknya akan menjadi penyedia layanan cloud daripada perusahaan induk jika berhasil melakukan akuisisi.
Tak Ada Perpanjangan Waktu
Source | : | The Verge |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR