Produsen chip grafis perangkat komputer dan mobile, Nvidia, resmi mengumumkan hasil kesepakatan untuk mengakuisisi ARM dari SoftBank Group.
ARM adalah perusahaan perancang chip yang desainnya dijadikan sebagai dasar dari sebagian besar prosesor perangkat mobile di seluruh dunia.
ARM tidak memproduksi prosesor komputer, melainkan melisensikan teknologi semikonduktornya kepada pihak lain.
Untuk proses akuisisi, Nvidia menyiapkan dana sebesar 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp598,6 triliun untuk SoftBank Group.
Dana akuisisi akan diserahkan dalam bentuk tunai dan saham, pembagiannya adalah 12 miliar dollar AS (sekitar Rp 179,6 triliun) secara tunai dan 21,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 321,8 triliun) dalam bentuk saham umum Nvidia.
SoftBank juga akan menerima dana sebesar 5 miliar dollar AS (sekitar Rp74,8 triliun) yang akan dibagikan secara bertahap.
Selebihnya, dana sebanyak 1,5 miliar dollar AS (sekitar Rp22,4 trilun) akan diberikan kepada karyawan ARM dalam bentuk ekuitas.
Baca Juga: Nvidia Luncurkan GPU GeForce MX450, Lebih Hemat Baterai Laptop
Dengan resmi mengambil alih ARM, Nvidia bertujuan untuk menggabungkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dimilikinya dengan ekosistem chip ARM. Nvidia juga berharap mampu menghadirkan inovasi terbaru dan menjadi produsen chip terdepan.
Ekosistem chip ARM akan digunakian untuk membantu Nvidia menghasilkan inovasi dalam bidang kesehatan, robot, dan self-driving car sebagaimana dihimpun laman resmi Nvidia.
Meski akan dikuasai oleh Nvidia, namun SoftBank masih memiliki kepemilikan pada ARM, dengan memegang sekitar 10 persen sahamnya.
SoftBank sebelumnya mengakusisi ARM yang berbasis di Inggris senilai 32 miliar dollar AS (sekitar Rp479 triliun) pada tahun 2016 lalu.
Setelah proses akuisisi, Nvidia bermaksud untuk mengembangkan teknologi ARM di Universitas Cambridge, Inggris, sehingga kekayaan intelektual ARM tetap akan terdaftar di negara Inggris.
Baca Juga: Qualcomm Bakal Kenalkan Chip Snapdragon Hape 5G Murah Tahun Depan
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR