Criteo belum lama ini membeberkan hasil studinya akan dampak COVID-19 terhadap aplikasi di Indonesia. Menurut studi Criteo, jumlah pengunduhan dan penggunaan aplikasi selama PSBB (pembatasan sosial berskala besar) — untuk menekan penyebaran COVID-19 — di tanah air adalah meningkat. Pasalnya, Criteo menemukan bahwa aplikasi kini menjadi sangat dibutuhkan oleh banyak pengguna aplikasi di Indonesia untuk beraktivitas, seperti berbelanja, terhubung dengan orang terkasih, dan menghibur diri.
“Dari membeli bahan memasak, makanan jadi, hingga hiburan rumah dan olahraga, survei kami menunjukkan bahwa sekarang, pengguna aplikasi di Indonesia lebih bergantung pada aplikasi, dibandingkan dengan sebelumnya. Selama beberapa bulan terakhir, pengguna aplikasi di Indonesia tidak hanya menghabiskan waktu lebih banyak di aplikasi favorit mereka, tetapi mereka juga menemukan aplikasi baru,” ujar Pauline Lemaire (Direktur Komersial untuk Konsumen Skala Besar, Asia Tenggara di Criteo).
Studi Criteo menunjukkan 49% responden di Indonesia mengunduh setidaknya satu aplikasi belanja (ritel, makanan, atau toko bahan makanan/alkohol) selama puncak wabah COVID-19. Selain itu, hampir 30% responden mengatakan bahwa mereka telah mengunduh aplikasi belanja ritel baru dalam beberapa minggu terakhir. Namun, lebih banyak lagi porsi responden yang mengunduh aplikasi jejaring sosial. Menurut studi Criteo, sekitar 56% responden mengunduh aplikasi jejaring sosial selama masa PSBB. Begitu pula dengan gim; hampir 50% responden mengunduh gim pada kuartal kedua 2020.
Menariknya, sumber informasi kebanyakan responden dalam mengunduh aplikasi baru adalah iklan di jejaring sosial. Sebanyak 55% responden menyatakan bahwa mereka mengunduh aplikasi baru setelah melihat iklannya di jejaring sosial. Porsi tersebut akan bertambah menjadi 70% bila digabung dengan iklan di TV dan iklan di aplikasi lain. Dengan kata lain, 70% responden mengunduh aplikasi baru setelah melihat iklannya di jejaring sosial, TV, atau aplikasi lain.
Tak hanya mengunduh aplikasi baru, Criterio juga mendapati pengguna aplikasi di Indonesia menghabiskan makin banyak waktu pada aplikasi favoritnya. Selain itu, mereka juga menemukan aplikasi favorit baru. Adapun jenis aplikasi yang mengalami peningkatan tertinggi dari segi penggunaan adalah jejaring sosial. Selama wabah COVID-19, peningkatan penggunaan aplikasi jejaring sosial dialami oleh 70% responden. Jejaring sosial ini diikuti oleh podcast, musik dan audio dengan 51% responden serta gim dengan 41% responden.
“COVID-19 telah meningkatkan pentingnya aplikasi bagi pengguna karena kenyamanan dan kemudahan yang diberikannya selama ini. Kami melihat bahwa ini dapat terus menjadi tren bahkan pada tahap pemulihan setelah lockdown sekalipun, karena konsumen telah merasakan dan menikmati manfaatnya,” sebut Pauline Lemaire.
Studi ini menemukan pula bahwa Generasi Z dan milenial lebih mungkin untuk melakukan pembelian dalam aplikasi alias in-app purchase dibandingkan generasi yang lebih tua. Selisih yang paling besar adalah untuk in-app purchase pada aplikasi gratis. Namun, hal tersebut juga berlaku sebelum wabah COVID-19 melanda. Dengan kata lain, wabah COVID-19 bisa dibilang tidak mengubah preferensi Generasi Z dan milenial serta generasi sebelumnya perihal pembelian dalam aplikasi.
KOMENTAR