Demi menyisihkan dana agar dapat meningkatkan inovasi, Pulse Electronics beralih ke Rimini Street, penyedia pihak ketiga, untuk memperoleh layanan dukungan software SAP.
Dengan mengalihkan layanan dukungan untuk software SAP ECC 6.0 dan Business Objects ke pihak ketiga, Pulse dapat memanfaatkan dana yang bisa dihemat untuk berinvestasi pada kapabilitas business intelligence/BI, termasuk teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Dengan cara ini, perusahaan dapat tetap tumbuh sekaligus memiliki daya saing di tengah kondisi pengetatan anggaran belanja tahun ini.
Pulse Electronics, yang berpusat di San Diego, merupakan anak perusahaan Taiwan, Yageo. Perusahaan ini merancang dan memproduksi beragam komponen untuk berbagai industri, yang lebih dari 70% produknya dirancang bersama pelanggan.
Pulse menggunakan sistem SAP untuk sejumlah fungsi penting, seperti keuangan, operasional, rantai pasokan, dan pengelolaan gudang. Karena bisnisnya dituntut beroperasi 24/7, gangguan operasional sekecil apa pun akan mengakibatkan kerugian pendapatan yang besar.
Untuk mempertahankan posisi terdepan di pasar yang sangat kompetitif, Pulse harus mampu dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan dinamika pasar. Bagi Alan Wong, Global IT Director di Pulse, beradaptasi dengan cepat berarti memiliki waktu dan sumber daya untuk mengejar inovasi yang mampu mendorong pertumbuhan bisnis dan membantu mengarahkan langkah perusahaan di tengah pasar yang melaju pesat.
Wong membagi anggaran TI-nya menjadi tiga jenjang: operasional bisnis harian, pertumbuhan bisnis, dan inovasi. Dengan adanya kebutuhan berinvestasi lebih banyak pada inovasi, Wong mencermati pengeluaran di jenjang operasional bisnis harian dan ia menemukan bahwa biaya dukungan aplikasi SAP, termasuk biaya peningkatan dan tambahan terkait, mengambil porsi yang sangat besar pada anggaran TI. Hal ini kemudian diidentifikasi sebagai pengeluaran berimbal hasil rendah yang harus ditindaklanjuti sesegera mungkin.
“Menjadi jelas bagi kami bahwa untuk bisa mendanai inisiatif inovasi, yang meliputi penambahan kapabilitas inteligensi bisnis, kami perlu melakukan pendekatan yang sama sekali berbeda dan segera menyisihkan dana dari salah satu jenjang anggaran kami,” ujar Wong.
Menurutnya, awalnya perusahaan mempertimbangkan untuk menghentikan dukungan dari SAP dan melakukannya secara swadaya. "Tetapi solusi ini tidak praktis. Alasan-alasan inilah yang mendorong kami untuk mencari dukungan dari pihak ketiga, dan kami sangat puas atas keputusan kami untuk beralih ke Rimini Street," imbuhnya.
Berpindah ke Rimini Street, Wong berhasil menyisihkan dana dari anggaran operasional harian yang tadinya dialokasikan khusus untuk dukungan dan pemeliharaan SAP, dan mengalihkannya untuk mendanai teknologi BI dan AI guna memperkuat kapabilitas kognitif dan inteligensi platform ERP perusahaan. Dengan dana tersebut perusahaan juga dapat mengembangkan kapabilitas analisis prediktif terkait penjualan untuk memperoleh wawasan penunjang yang membantu tercapainya tujuan bisnis di tengah pasar yang semakin kompetitif.
Wong menjelaskan bahwa pertumbuhan bisnis memang melambat akibat pandemi. Namun peralihan ke layanan dukungan pihak ketiga seperti Rimini Street memungkinkan inovasi tetap dilakukan.
Begitu Pulse beralih ke Rimini Steet, perusahaan ini langsung menikmati tingkat dukungan superior yang mencakup proses pengenalan dan pengarsipan yang mulus.
Rimini Street juga memberikan dukungan pembaruan perangkat lunak SAP tanpa biaya tambahan serta layanan ultraresponsif yang didukung teknisi berpengalaman. Manfaat ini menghindarkan Pulse dari keharusan bermigrasi ke S/4HANA yang mahal biayanya dan dilakukan hanya demi mempertahankan dukungan penuh dari vendor.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR