Menurut Cleosent, ada tiga masalah utama yang selama ini menghambat inklusi asuransi, yaitu rumitnya akses menuju produk asuransi, proses klaim yang kurang efisien, dan premi asuransi yang tidak terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah, padahal mereka merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan dan paling membutuhkan proteksi.
“Masalah yang pertama dan kedua harus dipecahkan melalui proses administrasi yang mudah, mulai dari registrasi dan pembelian hingga klaim. Kedua kendala ini dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi, di mana masyarakat dapat menyelesaikan semua prosesnya hanya dalam genggaman di gadget mereka masing-masing. Begitu pula dengan kendala yang ketiga, dengan ekosistem digital yang diciptakan oleh insurtech memungkinkan kehadiran produk-produk asuransi yang murah dan dekat dengan kebutuhan sehari-hari,” papar Cleosent.
Menurut dirinya, jika industri asuransi berfokus dalam menemukan solusi dari ketiga permasalahan tersebut dan memaksimalkan potensi besar teknologi dalam prosesnya, maka penetrasi asuransi di Indonesia dapat diakselerasi dan diperluas jangkauannya hingga ke semua lapisan masyarakat.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR