Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong digitalisasi ekonomi secara besar-besaran di kawasan ASEAN dan mendorong negara-negara ASEAN sebagai pemain utama bukan hanya pasar.
"Ekonomi digital harus membantu UMKM kawasan ASEAN untuk masuk dalam rantai pasok global. UMKM adalah tulang punggung ekonomi ASEAN. Karena UMKM mewakili 89-99 persen dari seluruh perusahaan di ASEAN," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan percepatan transformasi digital UMKM bakal mendorong roda perekonomian kawasan. Ekosistem digital yang sudah dibangun Indonesia menjadi modal besar dalam memajukan digitalisasi ekonomi di ASEAN.
Baca Juga: Kiat Bertahan di Masa Pandemi bagi Startup Versi CEO lingkaran
"Indonesia sendiri memiliki ekosistem digital yang menjanjikan. Indonesia punya 2.193 start-up pada 2019, kelima terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki 1 decacorn dan 4 unicorn," kata Jokowi.
"Sejak tahun 2018 Indonesia mengembangkan peta jalan making Indonesia 4.0. Kami membangun industri manufaktur dan pengembangan pusat informasi. Kami memberikan insentif fiskal berupa super tax deduction bagi industri yang berinvestasi di R&D," katanya.
Per Juni 2020, dilaporkan terdapat 441 juta orang atau sekitar 65 persen populasi di ASEAN adalah pengguna internet. Artinya, mereka sudah terakses dengan digitalisasi ekonomi. Ketergantungan dunia terhadap teknologi digital juga semakin tinggi.
Di ASEAN sendiri, ujar Jokowi, potensi ekonomi digital bisa mencapai 200 miliar dolar AS pada 2025 mendatang. Sedangkan Indonesia, potensi ekonomi digital bisa menyentuh 133 miliar dolar AS pada tahun 2025 nanti.
Baca Juga: Startup Fabelio Resmikan Tiga Experience Center Barunya
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR