Perusahaan cloud computing (komputasi awan dari negeri tirai bamboo, Alibaba Cloud, dinobatkan sebagai leader pada kategori Cloud Database Management Systems (DBMS) di Gartner Magic Quadrant 2020.
Kriteria penilaian pada laporan Gartner ini meliputi, ketanggapan pada pasar, rekam jejak perusahaan, pengalaman pelanggan, pemahaman pasar, strategi pemasaran, model bisnis, serta inovasi.
Gartner menyatakan, “Perusahaan yang berhasil dinobatkan sebagai leader adalah perusahaan yang telah menunjukkan kapabilitas manajemen database terbaik, yang bisa mendukung berbagai prosedur olah data dan model pengembangan (seperti multicloud, intercloud, dan hybrid).”
“Penghargaan ini juga diberikan untuk perusahaan yang berhasil menghadirkan kepuasan dan layanan pelanggan tingkat tinggi, terutama di bidang performa, scalability, kehandalan, dan dukungan teknologi," tambah Gartner.
Untuk diketahui, sistem database Alibaba Cloud berperan penting dalam mendukung Festival Belanja Global 11.11 Alibaba.
Cloud-native relational database termasuk PolarDB, cloud-native data warehouse AnalyticDB, dan cloud-native multi-model database Lindorm, tepat di puncak festival belanja, telah memproses pemesanan hingga 583.000 transaksi per detik secara nonstop.
Festival belanja terbesar di dunia ini menghasilkan nilai total transaksi sebesar Rp790 triliun (sekitar US$74,1 miliar) dalam Gross Merchandise Volume (GMV) selama kurun waktu 11 hari.
PolarDB mencetak rekor baru dengan memproses 140 juta query per detik di puncak acara 11.11, meningkat 60% dari tahun lalu.
Baca Juga: Microsoft: Budaya Inovasi Justru Tumbuh di Tengah Pandemi
AnalyticDB, cloud-native data warehouse yang dikembangkan sendiri oleh Alibaba Cloud, memproses hingga 7,7 triliun baris data secara real-time. Angka ini setara dengan 15x lipat data dari semua Arsip Web Inggris di British Library.
Selain itu, PolarDB-X (versi PolarDB yang didistribusikan) dan AnalyticDB membantu China Post menangani lebih dari 100 juta pesanan selama 11.11, di mana sekitar 100.000 pelanggan China Post mengecek status paket secara online dan real-time.
Pada tahun 2020, Gartner memprediksi bahwa 75% database akan bermigrasi ke platform cloud. Alibaba Cloud pun melihat perkembangan tren senada, di mana permintaan DBMS milik Alibaba Cloud melonjak 2x lipat dari tahun lalu.
Tren ini terjadi karena semakin banyak perusahaan yang mengadopsi teknologi database untuk mengantisipasi dampak jangka panjang pandemi.
Saat ini, Alibaba Cloud memiliki lebih dari 100.000 pelanggan perusahaan yang bergerak di berbagai industri, seperti ritel, fintech, logistik, manufaktur, gim, dan pendidikan.
"Selama bertahun-tahun, Alibaba Cloud telah menjadi garda terdepan dalam penawaran produk cloud database. Di era cloud-native seperti sekarang, sangat penting bagi perusahaan untuk memanfaatkan layanan dan inovasi Database as a Service (DBaaS) dalam mengakomodir aplikasi-aplikasi dengan fungsi multitasking yang tinggi, seperti pada industri e-commerce, game online, dan fintech. Perusahaan-perusahaan Fortune 500 telah mengandalkan layanan Cloud DBaaS kami untuk mobile apps, back-up, serta uji coba. Penyelenggaraan Festival Belanja Global 11.11 yang berjalan mulus tanpa hambatan menjadi bukti nyata dari kehebatan solusi dan kapabilitas teknologi kami," kata Dr Li Feifei, President of Database Business, Alibaba Cloud Intelligence.
Baca Juga: Raup Cuan di Festival Belanja 11.11, Alibaba Kerahkan Teknologi Ini
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR