Indonesia adalah salah satu pasar telekomunikasi yang berkembang paling cepat di dunia karena didorong pertumbuhan pelanggan selular saat ini.
Dalam forum Digital Telco Outlook 2021 sesi 1, yang mengambil tajuk ‘Mengungkap Peluang dan Kendala Perluasan Jaringan Internet di Berbagai Wilayah Indonesia’ mencatat, berdasarkan laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet saat ini diperkirakan ada sebesar 196,7 juta pengguna, yang berarti sebanyak 73% masyarakat Indonesia telah terhubung ke internet.
Jamalul Izza sebagai Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai, peningkatan penetrasi pengguna internet di Indonesia terus tumbuh.
“Kenaikan pengguna internet sampai 73% ini merupakan angka yang cukup bagus tapi tak dipungkiri ada sekitar kurang lebih 12500 desa yang saat ini memang belum punya koneksi internet. Rencana kita memang di tahun 2021 akan konsen di penetrasi internet di pedesaan, melalui program kami yaitu Desa Internet Mandiri 2020 yang sudah kita canangkan dari tahun 2019,” terang Izza, Selasa (15/12).
Tantangan nyata untuk meningkatkan penetrasi internet di daerah, diakui bukan perkara mudah. Izza menceritakan letak geografis Indonesia yang sulit dicapai menjadi tantangan sulit yang perlu diselasaikan secara bersama.
“Lokasinya yang pegunungan, laut, pulau-pulau menjadi tantangan berat buat Indonesia, namun sebenarnya kita sudah punya teknologi-teknologi yang memang bisa kita andalkan untuk penetrasi internet, target kita adalah di Tahun 2022 itu semua daerah sudah di internet,” terangnya.
Sementara itu senada dengan Izza, Ronald Limoa, GM Future Network Project Telkomsel mengakui kendala geografis memang masih menjadi kendala hingga saat ini. Kendati demikian, ia menyampaikan operator perlu membuat inovasi agar servis yang dibutuhkan oleh masyarakat di daerah-daerah bisa tetap tersampaikan dan tidak terhalangi oleh infrastruktur pendukung seperti listrik misalnya.
“Telkomsel dalam hal ini, sudah membangun pembangkit listrik tenaga surya atau bahkan di daerah-daerah yang memang aliran sungainya baik, kami juga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), itu sudah kami kembangkan. Ke depan sebenarnya kebutuhan dari masyarakat di daerah-daerah tersebut adalah bagaimana mereka mendapatkan benefit tambahan dari akses telekomunikasi yang dihadirkan,” jelasnya.
Kemudian persoalan yang juga cukup krusial juga disinggung oleh Ahmad M Ramli, Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, dalam keynote speech-nya menghimbau agar pemerintah daerah harus memiliki pandangan yang sejalan dengan pemerintah pusat, sekaligus perlu memiliki visi yang multiplayer efek.
“Kalau misalnya hanya berfikir untuk mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pengelaran infrastruktur dan lain sebagainya, itu terlalu kecil. Tapi jika berfikir soal jangkauan dari servis telekomunikasinya yang mempengaruhi ekonomi masyarakat, layanan publik menjadi berjalan dengan baik, tentu itu jauh lebih bermanfaat,” jelasnya.
Dalam sesi satu forum Digital Telco Outlook 2021, dihadiri oleh Ahmad M Ramli, Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Kominfo sebagai Keynote Speech, kemudian Jamalul Izza, Ketua Umum APJII, Ronald Limoa, GM Future Network Project Telkomsel dan juga Alex Xing selaku CTO Huawei.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR