Gojek telah membeli 22 persen saham Bank Jago, sebuah bank yang berbasis teknologi di Indonesia sebagai bagian dari rencana investasi jangka panjang.
“Investasi di Bank Jago merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek ke depannya," kata salah satu CEO Gojek, Andre Soelistyo, dalam siaran pers.
“Kolaborasi ini akan menjadi awal dari cara baru dalam menawarkan layanan keuangan kepada para pengguna Gojek. Kami juga dapat mengembangkan model agar bisa bermitra dengan berbagai institusi perbankan lainnya," beber Andre.
Kolaborasi strategis ini bertujuan menyediakan layanan perbankan digital melalui platform Gojek, sehingga jutaan pelanggan Gojek dapat membuka rekening Bank Jago dan mengelola keuangan lebih mudah lewat aplikasi Gojek.
Andre mengatakan kolaborasi ini membuka potensi kerjasama dengan berbagai institusi keuangan dan perbankan lain untuk mendukung mereka menjangkau lebih banyak konsumen.
Baca Juga: Gandeng BCA, Gojek Luncurkan GoBiz PLUS untuk Dukung Bisnis UMKM
"Pangsa perbankan digital di Indonesia sangat luas. Indonesia merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan populasi masyarakat yang belum memiliki rekening bank," ujarnya.
Lima puluh dua persen penduduk dewasa atau sekitar 95juta tidak memiliki rekening bank dan lebih dari 47 juta penduduk dewasa tidak memiliki akses memadai pada kredit, investasi, dan asuransi.
Sementara itu penetrasi smartphone di Indonesia mencapai hingga 70 - 80 persen sekaligus menandakan masyarakat Indonesia secara infrastruktur siap untuk perbankan digital.
Kepemilikan 22 persen saham oleh Gojek tidak mengubah pengendalian saham di Bank Jago. PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology (WTT) tetap sebagai pemegang saham pengendali dengan total kepemilikan saham 51 persen.
Bank Jago didirikan pada 1992 dengan nama PT Bank Artos Indonesia (Bank Artos). Pada 2020, Bank Artos melakukan perubahan nama menjadi PT Bank JagoTbk sebagai bagian dari transformasi perusahaan untuk menjadi bank berbasis teknologi (digital bank).
Baca Juga: Takut Di-PHK, Driver Ojol Ancam Demo Jika Grab dan Gojek Merger
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR