Dijelaskan lebih lanjut, Tokopedia memiliki beberapa tahapan dalam mengelola insiden. Tahapan yang pertama adalah Preparation & Monitoring, di mana tahap ini merupakan fase pertama untuk mempersiapkan sistem ketika insiden belum terjadi.
Fase ini adalah fase awal yang akan mempengaruhi fase-fase berikutnya. Timothy menjelaskan bahwa fase ini terbagi ke dalam beberapa poin penting, yakni:
Hal utama yang perlu disiapkan adalah melatih anggota tim. Bagi setiap developer, mereka harus memiliki pengetahuan dasar tentang use case yang perlu ditangani, serta infrastruktur dan bagaimana alur dari setiap bisnis secara umum untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi masalah apa yang nantinya dapat terjadi, dan bagaimana mereka dapat menangani masalah tersebut.
Sebagai seorang developer yang sudah berpengalaman dan terbiasa menangani insiden, mengumpulkan dan membuat dokumentasi merupakan hal yang sangat penting sehingga segala informasi yang berkaitan dengan insiden manajemen dapat dengan mudah diakses oleh tim-tim member lainnya untuk dapat dijadikan acuan.
Poin ini juga tak kalah penting, di mana tahap ini berguna untuk membantu kita mengetahui keadaan server atau bisnis secara real time, sehingga kita dapat memantau secara berkala dan mempersiapkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.
Tahap II: Alerting
Masih dijelaskan oleh Timothy, ia melanjutkan tentang tahap kedua dalam proses mengelola insiden Tokopedia, yakni Alerting, di mana ini merupakan fase pertama yang dilakukan ketika terjadi insiden.
“Saat alarm sudah berbunyi, maka ini merupakan tanda bahwa terdapat suatu insiden. Insiden yang baik adalah jika alertingnya juga baik, sehingga kita dapat langsung mengetahui saat insiden terjadi dan tidak mengetahuinya dari pihak eksternal atau pengguna, melainkan dapat mengetahuinya terlebih dulu,” papar Timothy.
Selain itu, alarm yang baik memiliki tiga kriteria, yaitu:
Baca Juga: Indonesia Butuh Lebih Banyak Software Engineer dan Kreator Konten
Tahap III: Triage & Notify
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR