“Namun, solusi tersebut bisa jadi bukanlah solusi yang tepat dan benar-benar merupakan akar dari permasalahan tersebut. Kita harus terus menggali lebih dalam tentang root cause sehingga dapat menentukan solusi jangka panjang,” ujar Viriya.
Setelah itu, kita dapat masuk ke tahap collateral damage, di mana kita juga perlu mencari tahu apakah root cause ini akan berdampak ke hal yang lainnya atau tidak karena insiden yang terjadi bisa saja berdampak pada sistem atau bisnis unit lainnya.
Oleh karena itu, penting untuk melihat masalah sampai ke akar agar dapat mengetahui seberapa luas isu yang dihadapi.
Setelah kita mengetahui core problems dan akar permasalahannya, kita dapat melanjutkan ke tahap berikutnya yakni memastikan agar insiden tersebut tidak terjadi lagi.
Melalui Alerting dan Monitoring, kita dapat memperbaiki setiap temuan yang ada dan disesuaikan dengan prosedur dari Alerting dan Monitoring tersebut.
Viriya menjelaskan langkah terakhir yang ada pada tahapan Post-Mortem Investigation and Resolution yakni Documentation.
“Pada fase ini, penting untuk menjaga bagaimana suatu insiden yang pernah terjadi tidak terjadi kembali di kemudian hari. Oleh karena itu, kita perlu membuat sebuah dokumentasi dari pengalaman atau insiden tersebut sebagai track record,” tutur Viriya.
Dokumentasi ini berisikan tentang bagaimana kita mengatasi suatu insiden, beserta cara-cara yang dilakukan untuk memperbaiki insiden tersebut. Hal ini bertujuan agar seluruh tim, baik yang sudah bekerja dalam kurun waktu yang lama, maupun tim yang baru bergabung dapat belajar dan melihat kembali tentang berbagai cara untuk menangani suatu insiden.
Sebagai informasi, START Summit Extension yang digelar Desember ini menutup akhir tahun 2020 dengan lebih dari 30 ribu penonton yang menyaksikan acara ini melalui Tokopedia Play.
Di tahun 2021 mendatang, Tokopedia melalui Tokopedia Academy akan kembali menghadirkan rangkaian acara teknologi yang membagikan dan membawakan tema serta praktik terbaik untuk mendorong perkembangan talenta digital masa depan di Indonesia.
Baca Juga: START Women in Tech: Mendorong Inklusivitas dan Kesetaraan Gender di Industri Teknologi
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR