Pada regulasi baru Apple, sebuah aplikasi tidak bisa mengakses IDAF secara default seperti sebelumnya. Setiap aplikasi harus meminta izin implisit dari pengguna jika ingin mengakses IDAF; sama seperti saat aplikasi meminta izin mengakses lokasi.
Rencananya, regulasi baru ini berlaku pada iOS 14 yang dirilis September lalu. Namun Apple akhirnya menunda perubahan regulasi akibat protes dari banyak pihak. Salah satu yang paling keras memprotes adalah Facebook yang menganggap regulasi baru ini merugikan pembuat aplikasi maupun pemilik usaha.
Facebook berargumentasi, proses tracking dibutuhkan untuk memahami seorang konsumen sehingga bisa memberikan iklan yang lebih relevan. Ketika iklan relevan, kemungkinan konsumen membeli pun lebih tinggi, sehingga menguntungkan pemilik bisnis. Namun ketika proses tracking dihapus, akan sulit bagi pemilik bisnis menemukan konsumen yang relevan.
Efek lebih jauh, developer aplikasi pun kehilangan sumber pemasukan dari iklan. Padahal, pemasukan dari iklan inilah yang membuat sebuah aplikasi bisa digunakan secara gratis.
Mark Zuckerberg (CEO Facebook) menuduh Apple memiliki agenda khusus di balik kampanye soal privasi data pengguna. “Kita bisa melihat bisnis Apple semakin bergantung pada aplikasi dan layanan, yang berarti mereka kini berkompetisi dengan developer seperti kami,” ungkap Zuckerberg. “Karena itu, Apple memiliki insentif untuk menggunakan dominasi mereka untuk memenangkan kompetisi,” ungkap Zuckerberg.
Perseteruan Apple dan Facebook sepertinya akan tambah panas ketika Apple betul-betul menggulirkan perubahan regulasi soal IDAF. Apple sendiri menyebut akan mengaktifkan perubahan ini awal 2021. Kita tunggu saja apa yang akan terjadi.
Artikel Terkait:
Kritik Apple, Zuckerberg: WhatsApp Lebih Kredibel Dibanding iMessage
WhatsApp Bagikan Metadata ke Facebook, Perlukah Anda Khawatir?
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR