Platform layanan on-demand Gojek melihat tren layanan pengantaran makanan atau food delivery bakal makin pesat tahun ini.
"Kami melihat trend 2020 layanan pengantaran makanan sangat pesat karena pandemi. Pembatasan Sosial Berskala Besar membuat (masyarakat) tidak bisa keluar, tapi, tetap butuh makanan," kata Head of Merchat Platform Business Gojek, Novi Tandjung.
Gojek kini memiliki sekitar 20 juta menu makanan dari mitra yang bergabung dengan layanan pesan-antar makanan GoFood. Bukan, hanya layanan pengantaran makanan, Gojek juga melihat layanan pengiriman barang GoSend naik, 80 persen diantaranya untuk pengantaran makanan.
Gojek melihat fenomena ini merupakan peluang bagi pelaku usaha, khususnya di bidang kuliner. "Kami melihat (layanan pengantaran makanan) 2021 pasti akan meningkat," kata Novi.
Gojek juga berencana menambah fitur-fitur baru untuk layanan GoFood dan dompet digital GoPay. Survei dari lembaga konsultan Singapura, Momentum Works, menunjukkan layanan pesan antar di Asia Tenggara naik hingga 183 persen pada 2020, dibandingkan 2019. Gross Merchandise Value (GMV) layanan pengantaran di enam negara di Asia Tenggara mencapai 11,9 miliar dolar Amerika Serikat tahun lalu.
Indonesia merupakan pasar layanan pengantaran makanan terbesar di Asia Tenggara, dengan GMW sebesar 3,7 miliar dolar AS tahun lalu, lewat layanan yang disediakan Gojek dan Grab selaku pemain terbesar di Indonesia.
Pembayaran Non-Tunai
Gojek mencatatkan pembayaran secara non-tunai terus naik tahun lalu karena pandemi virus corona.
"Sejak pandemi COVID-19, pembayaran non-tunai semakin berkembang karena ada desakan higienitas," kata Novi.
Pembayaran non-tunai menjanjikan higienitas bagi pelaku usaha maupun konsumen karena mengurangi kontak fisik secara langsung.
Bagi pelaku usaha, semakin meluas penggunaan non-tunai akan semakin luas juga kesempatan mereka untuk mendapatkan segmen pelanggan yang tidak terlayani sebelumnya.
Data Midtrans, sistem pembayaran yang diakuisisi Gojek beberapa tahun lalu, menunjukkan ada empat pembayaran non-tunai yang berkembang tahun lalu, yaitu transfer bank, cicilan tanpa kartu, kode QRIS dan GoPay.
Untuk platform Gojek, 97 persen konsumen melakukan transaksi digital untuk layanan pesan-antar makanan, 76 persen untuk jasa pengiriman barang dan 75 persen untuk jasa transportasi online.
Kenaikan pembayaran secara non-tunai sejalan dengan peningkatan adopsi digital pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.
Sepanjang 2020, 16 persen dari total 64,2 juta UMKM di Indonesia masuk ke platform digital. Meski pun terdengar banyak, bagi Gojek, masih banyak pekerjaan rumah untuk mengajak para pelaku usaha untuk masuk platform digital.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR