Pandemi belum berakhir, penetrasi e-commerce di Indonesia diprediksi akan semakin luas tahun ini.
Pembatasan mobilitas masyarakat Indonesia sebagai upaya pemerintah dalam menekan laju penyebaran virus, telah menjadi katalisator bagi percepatan perkembangan industri e-commerce dalam negeri. E-commerce menjadi alternatif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya di tengah pandemi.
Berbagai hal yang terjadi selama masa pandemi setahun belakangan ini telah mengakselerasi industri e-commerce. Hal ini terlihat dari temuan Jet Commerce, perusahaan e-commerce enabler asal Indonesia, yang mencatat terjadi peningkatan nilai penjualan dan jumlah transaksi e-commerce hingga kuartal IV-2020.
Jet Commerce mencatat nilai penjualannya secara keseluruhan di kuartal IV-2020 meningkat sebanyak 36% dari kuartal sebelumnya. Dan angka tersebut berbanding lurus dengan jumlah transaksi yang meningkat sebanyak 53% dari kuartal III, hingga mencapai lebih dari 750 ribu transaksi yang terjadi di berbagai marketplace dalam tiga bulan terakhir.
Menurut data Jet Commerce, peningkatan jumlah transaksi terbesar dialami oleh kategori produk kesehatan dan kecantikan yang mencatat kenaikan lebih dari 80%, dan nilai penjualannya lebih dari 60% dibanding pada kuartal sebelumnya. Salah satu produk terlaris yang terjual dalam rentang waktu tiga bulan terakhir adalah serum wajah milik Y.O.U dan Lancome, serta sabun pencuci wajah dari Senka.
Peningkatan signifikan juga terjadi pada kategori produk elektronik yang mencatat kenaikan jumlah transaksi mencapai 31% pada kuartal IV, dan peningkatan nilai penjualan sebanyak 35% dibanding kuartal sebelumnya. Produk OPPO A52 dan Realme Narzo 20 menjadi produk yang paling banyak dibeli dalam tiga bulan terakhir.
Penjualan produk kebutuhan ibu dan anak juga meningkat cukup pesat, yakni sebesar 31% dengan nilai penjualan yang meningkat lebih dari 25%. Produk MamyPoko dan susu Pediasure menjadi salah satu produk terlaris dari kategori produk ini. Peningkatan jumlah transaksi juga dialami oleh produk-produk mainan anak dan makanan hewan peliharaan, yang masing-masing meningkat sebanyak lebih dari 50% dibandingkan pada kuartal sebelumnya.
CEO Jet Commerce Indonesia Webber Chen mengatakan bahwa peningkatan jumlah transaksi yang terjadi selama tahun 2020 menjadi bukti bahwa e-commerce kini semakin digemari masyarakat karena memberikan kemudahan beradaptasi dengan keadaan yang penuh dengan keterbatasan ini.
“Industri e-commerce tidak terpukul dengan pandemi dan resesi ekonomi yang terjadi, justru sebaliknya, industri ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam setahun belakangan. Jika diperhatikan, meningkatnya pengguna e-commerce saat ini turut mendorong para pelaku usaha, baik dari sektor UMKM maupun brand, untuk mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan e-commerce sebagai kanal penjualan utamanya saat ini demi mencatatkan penjualan yang positif. Pola ini menjadi bukti bahwa e-commerce memainkan peranan penting dalam proses pemulihan ekonomi Indonesia,” lanjut Webber.
Penetrasi E-commerce Meluas
Situasi pandemi yang belum membaik di awal tahun 2021 ini diyakini akan mendorong penetrasi e-commerce tahun ini.
Statista dalam laporan Digital Market Outlook menyebutkan bahwa pengguna e-commerce di Indonesia tahun ini diprediksi tumbuh 15% dari total 138 juta pengguna pada tahun 2020, atau mencapai 159 juta pengguna di tahun 2021. Sementara pendapatan industri ini diprediksi meningkat sebanyak 26% mencapai US$ 38 juta, dari US$ 30 juta pada tahun 2020 lalu.
Berkat ekosistemnya yang semakin berkembang, pengguna e-commerce memang diprediksi akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Seperti data yang dilansir dari laporan e-Conomy SEA 2020 Google yang menemukan bahwa di Indonesia sendiri 93% dari responden menyatakan akan kembali menggunakan layanan digital seperti e-commerce bahkan setelah pandemi covid-19 berakhir. Menurut laporan tersebut, masyarakat berbelanja melalui e-commerce karena cara ini dinilai dapat mengurangi kemungkinan terpapar covid-19 dan lebih menghemat tenaga dan waktu.
Webber menambahkan bahwa seiring meningkatnya penetrasi e-commerce, bertambahnya kenyamanan dan kepercayaan konsumen dalam berbelanja online, diprediksi akan terjadi peningkatan transaksi terhadap kategori produk yang lebih beragam lagi, selain kategori produk grocery dan FMCG, dan juga peningkatan transaksi dari luar Jabodetabek selama beberapa tahun kedepan.
"Dalam waktu dekat, akan semakin banyak brand dan manufaktur dari beragam sektor yang melebarkan sayapnya ke e-commerce, mengingat saat ini mereka semakin memahami pentingnya kanal digital seperti e-commerce untuk keberlangsungan bisnisnya. Memahami bahwa kompetisi akan semakin ketat, sebagai e-commerce enabler kami menilai bahwa dalam memenangkan online market di tahun ini, strategi kustomisasi SKU (Stock Keeping Unit) yang dipasarkan di marketplace, pricing strategy tiap produknya, menciptakan fan base yang kuat melalui engagement dan retention program untuk konsumen, serta mengutamakan efektivitas pengelolaan toko di marketplace akan menjadi faktor krusial yang wajib dikuasi oleh brand," pungkas Webber.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR