Sejalan dengan upaya dunia untuk pulih dari pandemi COVID-19, industri memiliki peluang emas untuk menjadi pilar utama pemulihan ekonomi global.
Pertanyaannya, apa yang dibutuhkan untuk membawa industri ke arah sana?
Sekedar kilas balik sebelum pandemi terjadi, produktivitas manufaktur telah bergerak ke arah perlambatan.
Mengutip data yang dirilis oleh United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), produksi manufaktur dunia telah mencatat perlambatan secara keseluruhan pada tahun 2019, yang semakin diperburuk oleh krisis ekonomi yang dipicu oleh COVID-19.
Pada kuartal kedua tahun 2020, di tengah penghentian global, output manufaktur global turun signifikan sebesar 11,1 persen dan hanya pulih sedikit di paruh kedua tahun 2020.
Hedi Santoso, Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste mengatakan "Hal yang dapat kita pelajari dari gangguan yang disebabkan oleh COVID-19 adalah bagaimana kelincahan dan ketahanan sangat penting bagi industri modern. Hanya saja kebanyakan teknologi digital dan otomasi yang ada saat ini belum benar-benar dapat mendukung pelaku industri mencapai kedua hal tersebut secara efisien dan berkelanjutan.”
“Untuk melihat perubahan nyata dalam ketahanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor industri, seluruh ekosistem industri perlu mengambil langkah berani dengan menerapkan otomatisasi universal untuk industri masa depan,” tambahnya.
Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah mengapa otomatisasi universal?
Terbuka Saja Tidak Cukup
Di permukaan, banyak penyedia teknologi otomasi berbicara tentang teknologi "terbuka". Namun, mereka belum merangkul sistem multi-vendor atau vendor-agnostik.
Akibatnya, perusahaan menanggung biaya teknik yang tidak perlu dan harus menunda peluncuran inovasi produk/layanannya. Konsekuensinya adalah kelincahan berkurang dan peluang bisnis hilang.
Kegagalan untuk menerapkan standar yang benar-benar terbuka dan dapat dioperasikan (interoperable) antar teknologi otomasi sangat merugikan di semua lini.
Ini adalah tantangan yang ada di mana-mana yang menahan operasional industri di seluruh dunia untuk memaksimalkan potensinya.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR