Seluruh pemangku kepentingan mulai dari vendor, produsen peralatan asli (OEM), spesialis pembuat mesin, hingga integrator sistem dan pengguna akhir perlu duduk bersama untuk menemukan jalan keluar dari kebuntuan ini. Kunci utamanya adalah kolaborasi.
Baca Juga: Tina Lusiana, Memastikan Data Berikan Business Value Maksimal
The Price of Inertia
Teknologi yang dibangun di atas sistem tertutup dan kepemilikan akan menghambat inovasi, sekaligus melumpuhkan produktivitas dari "kerja tim" antara sistem, mesin, dan orang.
Industri tidak lagi dapat menerima upaya rekayasa besar yang tidak perlu, minimnya modularisasi dan hambatan apapun yang melemahkan ketahanan dan pengembangan inovasi.
Sistem yang tidak dapat menciptakan kolaborasi antar pekerja akan mempengaruhi produktivitas.
Sistem otomasi yang tertutup tidak dapat secara fleksibel berintegrasi dan berkolaborasi dengan perangkat pihak ketiga sehingga dapat menghambat pengembangan bisnis, inovasi, efisiensi, keberlanjutan, dan kelincahan dalam memenuhi kebutuhan industri yang berkembang.
Persimpangan Jalan Industri
Sektor industri telah mencapai titik persimpangan. Arsitektur sistem otomasi industri yang ada telah melakukan pekerjaannya dengan baik dalam memajukan industri ke tempat kita berada saat ini, namun untuk mewujudkan janji penuh dari Revolusi Industri 4.0, pelaku industri perlu mengubah model teknologi secara mendasar.
Sekarang ini, kita memiliki kekuatan komputasi dan tingkat konektivitas yang diperlukan untuk merombak keberlanjutan industri dan eko-efisiensi operasional.
Dan dengan waktu lingkungan yang hampir habis, kita tidak dapat melewatkan kesempatan ini untuk menggunakan otomatisasi yang berpusat pada perangkat lunak dan berdasarkan data untuk membuat perubahan yang berarti.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR