Bagi pengguna Twitter yang sudah lama, mungkin pernah melihat cuitan atau twit pertama yang diunggah ke Twitter. Twit tersebut dikirim pada 21 Maret 2006 oleh salah satu pendiri dan CEO Twitter saat ini, Jack Dorsey. Saat itu twit pertama Dorsey adalah "just setting up my twttr (sedang menyiapkan twttr saya)".
Pada Jumat (5/3/2021), Dorsey mengunggah link yang mengarahkan situs pelelangan yang terafiliasi dengan akun Twitter @Cent. Menurut biografi @Cent, akun tersebut membeli dan menjual twit yang ditandatangani oleh pembuatnya.
Tawaran untuk twit pertama Dorsey tersebut telah mencapai US$2,5 juta atau setara Rp35 miliar.
Tak dimungkiri Dorsey telah menjadi pendukung mata uang kripto, dan karena itu tidak mengherankan bila ia mengendarai NFT dengan 'mencetak' twit di blockchain.
Seperti dilansir dari Engadget, Minggu (7/3/2021), item yang dijual bukanlah twit yang sebenarnya, yang akan terus ditayangkan di Twitter, melainkan "sertifikat digital dari tweet, unik karena telah ditandatangani dan diverifikasi oleh pembuatnya."
Dengan demikian, unggahan Dorsey tersebut akan tetap tersedia untuk umum di Twitter bahkan setelah dilelang.
Nantinya pembeli akan menerima sertifikat, yang ditandatangani secara digital dan diverifikasi oleh Dorsey, serta metadata dari twit asli, yang mencakup informasi seperti waktu twit diunggah dan konten teksnya.
Kepemilikan NFT selanjutnya akan dicatat di blockchain, semacam 'buku besar' digital yang mirip dengan jaringan yang mendukung bitcoin dan mata uang kripto lainnya.
Hanya saja, NFT tidak bersifat seperti kebanyakan mata uang kripto lainnya, yang dapat ditukar terhadap aset lainnya.
Setiap NFT bersifat unik dan langka karena hanya berlaku sebagai item koleksi yang tidak dapat diduplikasi.
KOMENTAR