Berbagai negara di seluruh dunia kini tengah menjalankan program vaksinasi untuk menghentikan penyebaran virus Corona (COVID-19).
Sayangnya, situasi ini justru dimanfaatkan para scammers (para penipu) dan penjual di darknet (pasar gelap di internet) untuk mendapatkan keuntungan.
Peneliti Kaspersky memeriksa 15 pasar berbeda di darknet dan menemukan iklan untuk tiga vaksin COVID-19 utama, yaitu Pfizer/BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna. Terdapat juga penjual yang mengiklankan vaksin “COVID-19” yang tidak terverifikasi.
Mayoritas penjual berasal dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat, dan harga per dosis berkisar antara US$250 (sekitar Rp3,5 juta) hingga US$1.200 (sekitar Rp17 juta), dengan biaya rata-rata sekitar US$500 (sekitar Rp7 juta).
Komunikasi dilakukan melalui aplikasi perpesanan terenkripsi seperti Wickr dan Telegram, sementara pembayaran diminta dalam bentuk mata uang kripto, terutama bitcoin.
Mayoritas penjual underground ini sudah melakukan sekitar 100-500 transaksi, yang menunjukkan bahwa mereka telah menyelesaikan penjualan sedangkan kejelasan barang tersebut masih belum diketahui efektivitasnya.
Baca Juga: Survei Facebook: 74% Orang Indonesia Bersedia Divaksin COVID-19
“Anda dapat menemukan apa saja di darknet, jadi tidak mengherankan jika penjual di sana mencoba memanfaatkan proses vaksinasi yang sedang dilaksanakan hampir di seluruh penjuru dunia,” ujar Dmitry Galov, pakar keamanan di Kaspersky.
“Selama setahun terakhir, ada banyak penipuan yang mengeksploitasi topik COVID-19, dan banyak di antaranya berhasil. Saat ini, tidak hanya orang-orang yang menjual dosis vaksin, tetapi mereka juga menjual “catatan vaksinasi” — sebuah kertas yang dapat membantu Anda bepergian dengan bebas. Penting bagi pengguna untuk terus berhati-hati terhadap setiap "kesepakatan" yang terkait dengan pandemi, dan, tentu saja, membeli vaksin dari forum darknet bukan ide yang baik," tambah Dmitry.
Lebih lanjut, untuk tetap aman dari scammer di masa pandemi saat ini, Kaspersky merekomendasikan beberapa hal di antaranya:
Baca Juga: Kaspersky: Terjadi Pergeseran Target Kejahatan Siber di Masa Pandemi
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR