Saat ini penjualan smartphone murah masih menjadi primadona di Indonesia. Firma riset IDC mengungkapkan smartphone di pasar low-end atau dengan rentang harga Rp 1,5-3 juta mengalami kenaikan tahun lalu.
Saat ini pangsa pasar smartphone low-end mencapai 65 persen, naik dari 45 persen tahun 2019 lalu. Peningkatan tersebut didorong oleh kebutuhan smartphone yang layak, namun daya beli konsumen terbilang rendah.
Kebutuhan smartphone yang layak turut didorong kebijakan bekerja dan belajar dari rumah yang digalakkan pemerintah di awal pandemi.
Analis pasar IDC, Risky Febrian menjelaskan, segmen low-end masih didominasi lima besar penguasa smartphone Indonesia.
"Lima besar merek, yaitu Vivo, Oppo, Xiaomi, Realme, dan Samsung secara berurutan mendominasi segmen low-end dengan pangsa lebih dari 90 persen," kata Risky melalui pesan singkat.
Risky tidak merinci lebih lanjut berapa besaran pangsa pasar masing-masing vendor di segmen ini. Risky mengatakan selain lima besar vendor tersebut, Infinix menjadi merek lain yang mengalami peningkatan cukup signifikan.
Infinix mampu meraih pangsa pasar 8 persen di segmen ini. Menurut Risky, peningkatan Infinix dihasilkan melalui strategi harga dan promosi yang agresif di kota-kota kecil.
Sementara itu, segmen menengah alias mid-range dengan rentang harga Rp 3-6 juta menguasai porsi 19 persen dari pangsa pasar smartphone Indonesia. Di segmen ini, IDC menyebut Realme, Oppo, dan Vivo secara berurutan mendominasi.
Pangsa pasar gabungan dari tiga vendor tersebut sekitar 70 persen di segmen menengah. Sisanya dikuasai oleh Xiaomi -termasuk merek POCO- dan juga Samsung. Untuk Samsung, IDC menyebut cukup sulit bersaing di segmen menengah ini.
Kendati demikian, vendor asal Korea Selatan itu semakin memperkuat posisinya di segmen low-end dan ultra low-end (harga di bawah Rp 1,5 juta) berkat seri Galaxy A. Porsi segmen ultra low-end sendiri tercatat sebesar 13 persen dari pasaran smartphone Indonesia secara keseluruhan.
Untuk kelas atas, yakni mid-to-high (harga Rp 6-9 juta), high-end (harga Rp 9-11 juta), dan premium & ultra premium (harga di atas Rp 11 juta), masing-masing porsinya hanya 1 persen dari keseluruhan pasar smartphone Indonesia.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR