Platform online menjadi saluran yang paling disukai dan diandalkan. Dibandingkan dengan 33% konsumen yang berbelanja online di bulan Ramadan 2020, tahun ini setidaknya 37% konsumen akan berbelanja online untuk kebutuhan Ramadan.
Sekitar 40% konsumen akan berbelanja bahan makanan online sementara 33% konsumen akan berbelanja untuk barang-barang lainnya.
Rajiv menyatakan, “Penggunaan saluran online telah meningkat sejak tahun lalu. Beberapa perusahaan e-commerce pun mengatakan bahwa banyak hal yang mereka harapkan terjadi dalam empat tahun ke depan telah terjadi dalam satu atau dua tahun terakhir di Indonesia. Pandemi ini mempercepat akselerasi trafik saluran online karena seluruh transformasi digital yang seharusnya terjadi dalam lima tahun ke depan telah terjadi dalam enam bulan.”
Hal tersebut diperkuat porsi belanja makanan secara online akan meningkat karena sejak Ramadan lalu hingga Ramadan ini masyarakat semakin terbiasa dengan kanal online.
Selain itu, perusahaan besar seperti Gojek, Happyfresh, dan Grab telah melihat peningkatan yang signifikan dalam lalu lintas online mereka.
“Para pemilik brand harus berhati-hati tentang apa yang mereka jual dan bagaimana caranya. Merek harus fokus pada kategori yang meningkat,” lanjut Rajiv.
“Dengan bergesernya belanja konsumen ke arah kesehatan & digital, suplemen kesehatan akan meningkat sebesar 55%. Juga, ada pertumbuhan yang signifikan dalam saluran online. Saluran online ini menjadi lebih penting dalam perjalanan belanja konsumsi masyarakat. Selain itu, pandemi telah berdampak paling besar pada penurunan Social Economic Status. Merek perlu fokus pada segmen ini dan memberikan penawaran yang membantu masyarakat berhemat,” tambah Rajiv.
Baca Juga: Bukan untuk Dijual, LG Bakal Tutup Bisnis Smartphone-nya
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR