Facebook selalu berurusan dengan masalah keamanan data selama bertahun-tahun. Kali ini, sebanyak lebih dari 500 juta data pribadi pengguna Facebook Inc telah dirampok oleh peretas.
Data yang diambil peretas yaitu data berisi informasi 106 negara termasuk, nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir dan alamat email. Data pribadi tersebut dijual di sebuah situs untuk peretas kelas bawah dalam bentuk kredit digital seperti dikutip Business Insider.
Pendiri perusahaan intelijen kriminal siber Hudson Rock dari Israel, Alon Gal, mengatakan data tersebut valid usai dicek keasliannya terutama ke beberapa nomor telepon milik orang yang ia kenal.
Sejumlah jurnalis juga bisa mencocokkan nomor telepon ke informasi lain yang ada di basis data tersebut. Facebook dalam keterangan resmi menyebut data tersebut sudah sangat lama dan berkaitan dengan masalah yang sudah diperbaiki pada Agustus 2019.
Gal menilai pengguna Facebook harus diperingatkan tentang serangan rekayasa sosial, social engineering, yang ingin mendapatkan nomor telepon atau data pribadi lainnya.
Dilansir dari The Guardian, ketersediaan kumpulan data pertama kali
Pada 2018, Facebook menonaktifkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari satu sama lain melalui nomor telepon, menyusul terungkapnya bahwa firma politik Cambridge Analytica telah mengakses informasi hingga 87 juta pengguna tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.
Para Desember 2019, seorang peneliti keamanan Ukraina melaporkan menemukan database dengan nama, nomor telepon dan ID pengguna unik lebih dari 267 juta pengguna Facebook, hampir semuanya berbasis di Amerika Serikat- di internet terbuka.
Facebook itu tidak segera menanggapi permintaan komentar. Dalam pernyataan yang diberikan kepada publikasi lain, Facebook mengatakan kebocoran itu sudah lama dan berasal dari masalah yang telah diperbaiki pada 2019.
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR