Pandemi Covid-19 yang menyerang pelbagai negara di dunia berdampak besar pada ekonomi dunia karena ada beberapa sektor industri yang kewalahan dan membuat perusahaan itu terpaksa gulung tikar.
Namun, pandemi agaknya tidak terlalu memengaruhi bisnis iklan digital, setidaknya untuk wilayah Amerika Serikat. Hal ini terlihat dari laporan terbaru soal belanja iklan digital yang dirilis oleh agensi iklan Interactive Advertising Bureau (IAB).
Laporan IAB mengungkapkan belanja iklan digital sepanjang tahun 2020 dilaporkan mengalami pertumbuhan 12,2 persen secara year-over-year (YoY). Sepanjang 2020, total belanja iklan digital di Amerika Serikat (AS) tercatat mencapai 139,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 2.030 triliun.
Padahal, pendapatan dari belanja iklan digital diketahui sempat merugi pada kuartal I-2020 karena adanya pandemi. Baru pada paruh kedua 2020, pendapatan belanja iklan digital di AS terdongkrak berkat belanja iklan politik dan penjualan musim liburan.
Belanja iklan digital di AS juga terus tumbuh di kuartal ketiga dan keempat 2020. Secara YoY, kuartal ketiga dan keempat mengalami pertumbuhan, bertuturt-turut 11,7 persen dan 28,7 persen. Khusus untuk kuartal IV-2020, pertumbuhan 28,7 persen tersebut menjadi rekor tertinggi untuk pendapatan dari iklan digital dalam lebih dari 20 tahun.
Di samping iklan politik, IAB melihat, lonjakan pada sektor TV streaming (connected TV) dan belanja online di e-commerce juga membantu bisnis iklan digital AS tumbuh sepanjang 2020.
Peraup belanja iklan digital IAB dalam laporannya juga mencatat bahwa pangsar pasar iklan digital tahun 2020 masih didominasi oleh sejumlah pemain besar, termasuk Facebook, Google, dan Amazon.
Sayangnya, laporan IAB tidak menyiarkan secara gamblang berapa pangsa pasar dari masing-masing pemain besar peraup iklan digital tersebut. Namun untuk gambaran, laporan eMarketer menyebutkan bahwa Google menguasai 28,9 persen pangsa pasar iklan digital untuk tahun 2020. Sedangkan Facebook dan Amazon, masing-masing menguasai 25,2 persen dan 10 persen pangsa pasar.
Iklan media sosial sumbang 30 persen Dari pendapatan iklan digital AS yang mencapai Rp 2.030 triliun, laporan IAB mengungkapkan 30 persen di antaranya berasal dari iklan di media sosial, yang mana pendapatannya mencapai 41,5 miliar dolar AS (kira-kira Rp 602 triliun) pada 2020.
Untuk iklan digital dalam bentuk video, dilaporkan mengalami pertumbuhan 20,6 persen secara tahun-ke-tahun. Iklan video digital ini menyumbang sekitar 18,7 persen dari total pendapatan iklan digital AS tahun 2020.
IAB juga melihat adanya peningkatan dari programatic ads, yakni sebesar 24,9 persen dengan total 14,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 206 triliun) pada 2020. Terkait programatic ads ini, IAB dalam laporannya mempertanyakan, apakah perubahan kebijakan privasi di iOS 14 pada perangkat Apple dan rencana penghentian cookie pihak ketiga oleh Google akan memengaruhi pertumbuhan sektor iklan digital terprogram di masa mendatang.
IAB mengatakan, untuk saat ini, perubahan kebijakan pada Apple dan Google itu belum akan memberikan dampak langsung.
“Daripada dampak langsung yang segera dan signifikan dengan segera, perubahan kebijakan pada periklanan dan pelacakan ini akan dirasakan seiring berjalannya waktu," tulis IAB dalam laporannya, sebagaimana dihimpun CNBC.
Source | : | Kompas.com,CNBC |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR