Perusahaan penyedia layanan cloud computing asal Negeri Paman Sam, AWS (Amazon Web Services), mengklaim bahwa saat ini memiliki puluhan ribu partner di seluruh dunia yang tergabung ke dalam AWS Partner Network (APN).
Di Indonesia sendiri, terdapat ratusan perusahaan yang telah tergabung menjadi partner ke dalam APN.
APN merupakan program global yang bertujuan untuk membantu para partner membangun bisnis yang sukses dengan AWS lewat dukungan dalam hal bisnis, teknis, dan pemasaran.
Partner adalah sebutan untuk perusahaan teknologi informasi (TI) sebagai pihak ketiga yang bermitra dengan AWS.
Menurut studi yang diterbitkan oleh Boston Consulting Group (BCG), pertumbuhan pasar public cloud di Indonesia memiliki potensi untuk bertumbuh hingga angka US$800 dengan tingkat pertumbuhan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 25 persen pada tahun 2023.
“Partner merupakan kunci bagi AWS untuk merealisasikan peluang tersebut,” kata Stanley Chan, Senior Manager Partner Development APAC, AWS.
Diungkapkan Stanley, lebih dari 90 persen perusahaan yang menyandang predikat Fortune 500 sudah menjalin kerja sama dengan partner AWS.
Di Indonesia sendiri, beberapa pelanggan AWS yang menggunakan jasa partner seperti Amartha, HappyFresh, Kompas Gramedia Group, dan Tokopedia.
“Dengan adanya APN, pelanggan dapat meninjau partner yang dapat memberikan nilai tambah dari layanan dan solusi yang ditawarkan AWS. Nilai tambah tersebut dapat bersifat spesifik kepada suatu industri tertentu, seperti jasa keuangan, ritel, dan pemerintahan. Atau, dapat pula spesifik kepada jenis layanan tertentu, seperti migrasi, penyimpanan data, serta analitika data,” papar Stanley.
Baca Juga: Pentingnya Strategi SEO untuk Pelaku Bisnis Tingkatkan Profit
Sementara, bagi perusahaan TI yang terdaftar di dalam APN, salah satu keuntungannya adalah AWS dapat membantu meninjau kekuatan masing-masing partner untuk melakukan diferensiasi di pasaran.
Terdapat dua kategori partner yang terdaftar dalam APN, yaitu consulting partner dan technology partner.
Pertama consulting partner, yakni di mana perusahaan yang menawarkan jasa konsultasi TI, integrasi sistem, pengembangan aplikasi, dan layanan terkelola.
Lalu yang kedua adalah technology partner, yaitu perusahaan yang mengembangkan produk dan solusi yang dilindungi oleh hak cipta serta dibangun di atas infrastruktur AWS.
Contohnya pengembang software, penyedia SaaS, Operating System (OS), database, serta hardware baru-baru ini seperti IoT.
Beberapa contoh technology partner yang ternama seperti Salesforce, Cisco, Siemens, dan startup Jojonomic di Indonesia.
Lebih lanjut, di Indonesia sendiri ICS (Innovation Cloud Services) merupakan salah satu perusahaan yang bergabung dalam kategori consulting partner dalam APN.
Menurut Budhi Wibawa, CEO, ICS Compute, salah satu keuntungan terbesar perusahaannya bergabung dengan APN adalah Well-Architected Framework yang disediakan oleh tim AWS.
Dengan adanya Well-Architected Framework, perusahaan dapat mengembangkan solusi dengan kerangka kerja yang terbukti untuk memangkas waktu serta biaya, meningkatkan kualitas solusi, dan tentunya membuat kepuasan terhadap pelanggan.
“Hal ini tentunya mendukung berbagai skala usaha dari UMKM hingga korporasi agar dapat memanfaatkan solusi-solusi yang lebih canggih sehingga mereka pun bebas untuk berinovasi, terutama bagi UMKM yang sangat mengandalkan time-to-market yang lebih singkat dan biaya yang lebih rendah untuk dapat masuk ke pasar,” terang Budhi.
Budhi juga mengatakan bahwa bergabungnya ICS Compute ke dalam APN telah menyediakan hasil bisnis yang terukur dan riil.
Kini, perusahaan telah melayani lebih dari 150 pelanggan dan telah menangani lebih dari 100 proyek yang rumit, termasuk lebih dari 50 migrasi beban kerja.
“Pemasukan ICS Compute terus mengalami pertumbuhan konsisten hingga dua setengah kali lipat dari tahun ke tahun (YoY) dan bahkan mencapai angka tiga kali lipat dalam periode 2019-2020,” ujar Budhi.
Selain itu, penjualan pun diklaimnya telah meningkat sebanyak 19 kali lipat sejak perusahaan pertama kali didirikan.
“Pada akhirnya, kami ingin membantu setiap partner kami agar mereka dapat bertumbuh. Walaupun kami memiliki tim lokal yang berkantor di Indonesia, kami butuh dukungan para partner kami untuk bekerja bahu-membahu dengan pelanggan kami. Kami melihat partner sebagai perpanjangan tangan AWS yang dapat menyediakan solusi yang paling cocok dengan kebutuhan pelanggan,” pungkas Stanley.
Baca Juga: Riset: 87% Anak di Indonesia Sudah Bermedia Sosial Sebelum 13 Tahun
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR