Saat ini bisnis smartphone Huawei sedang anjlok karena kebijakan blacklist oleh Amerika Serikat (AS). Tak heran, total pengiriman smartphone Huawei anjlok pada kuartal IV-2020.
Karena itu, Huawei pun mencari peluang bisnis baru untuk masuk ke industri mobil listrik dengan menginvestasikan dana sekitar satu miliar dollar AS (kira-kira Rp14,5 triliun) untuk mengembangkan kendaraan listrik dan teknologi self-driving.
"Kami akan menginvestasikan lebih dari 1 miliar dollar AS dalam pengembangan komponen mobil tahun ini," ungkap Chairman Huawei, Eric Xu.
Huawei pun melihat potensi pasar mobil di China yang besar karena saat ini ada 30 juta mobil yang terjual di China setiap tahunnya dan jumlah ini terus bertambah.
"Bahkan jika kami tidak memanfaatkan pasar di luar China, jika kami dapat memperoleh rata-rata 10.000 yuan dari setiap mobil yang dijual di China, itu sudah menjadi bisnis yang sangat besar untuk Huawei," kata Xu seperti dikutip Gizmochina.
Huawei juga mengonfirmasi akan menjalin kemitraan dengan tiga produsen mobil untuk mewujudkan bisnis mobil listrik tersebut. Adapun tiga produsen tersebut ialah BAIC Group, Chongqing Changan Automobile Co, dan Guangzhou Automobile Group Co.
Xu mengatakan mobil listrik yang diluncurkan dari hasil kemitraan akan membawa nama Huawei sebagai sub-mereknya. Selain itu, Huawei mengklaim teknologinya sudah melampaui teknologi self-driving atau autonomus yang ada pada mobil listrik pabrikan Tesla.
Huawei mengklaim mobil listriknya bisa melaju hingga lebih dari 1.000 km tanpa bantuan manusia
Mobil Listrik
Bukan hanya Huawei, vendor smartphone Xiaomi dan Apple juga lebih dahulu mengumumkan kesiapannya masuk ke industri mobil listrik.
Pada akhir Maret lalu, Xiaomi juga telah telah menargetkan investasi ebesar 10 miliar Yuan atau sekitar Rp 22 triliun (kurs Rp 2.000) untuk anak perusahaan barunya yang mengembangkan mobil listrik pintar.
Menurut rumor, mobil listrik Xiaomi kemungkinan akan diperkenalkan sekitar 2023 mendatang. Nantinya, mobil listrik tersebut akan terhubung dengan perangkat ekosistem Xiaomi lainnya.
Sedangkan Apple sudah lebih dahulu diketahui berencana merilis mobil otonomnya sendiri pada tahun 2024 mendatang. Desas-desus terkait pengembangan mobil otonom Apple sejatinya sudah terdengar lama.
Inisiasi awal proyek ini yang disebut Project Titan, dimulai sejak 2014. Kini industri menyebut mobil otonom itu dengan Apple Car, walau nama tersebut belum resmi.
Dengan masuknya Huawei, Xiaomi, dan Apple ke bisnis mobil pintar, bisa dipastikan bahwa ketiganya akan menjadi pesaing baru perusahaan mobil listrik arahan Elon Musk, Tesla.
Source | : | Gizmochina |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR