Saat ini banyak pengguna yang melakukan aktivitas kerja dan belajar di depan layar komputer selama pandemi. Tak heran, pertemuan virtual sudah menjadi kegiatan rutin sehari-hari.
Dampaknya, pengguna Internet pun mungkin merasakan 'Zoom fatigue' atau kelelahan karena seharian mengikuti konferensi video, menatap layar komputer.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan Social Science Research Network mengungkapkan dampak Zoom fatigue lebih terasa pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Tim peneliti itu melakukan survei pada lebih dari 10.000 orang periode Februari-Maret untuk melihat tingkat stres selama menggunakan konferensi video setahun belakangan. Responden laki-laki dan perempuan memiliki frekuensi pertemuan virtual yang sama setiap hari tetapi sesi yang diikuti perempuan biasanya berdurasi lebih panjang.
Hasilnya, sebanyak 14 persen perempuan lebih sering merasa 'sangat lelah' setelah mengikuti sesi di Zoom, dibandingkan dengan laki-laki (5,5 persen). Salah satu alasan utama penyebab kelelahan adalah 'self-focused attention' kewaspadaan mengenai bagaimana penampilan terlihat di kamera.
Temuan riset lainnya, perempuan lebih sedikit beristirahat diantara jeda pertemuan virtual sehingga lebih mudah merasa lelah seperti dikutip CNET.
Peneliti juga menemukan perbedaan tingkat Zoom fatigue berdasarkan kepribadian, ras dan usia. Kepribadian ekstrovert lebih sedikit kelelahan setelah mengikuti konferensi video, dibandingkan introvert.
Usia muda yang mengikuti survei mengalami tingkat kelelahan lebih tinggi dibandingkan yang lebih tua. Sementara ras kulit berwarna lebih banyak merasa lelah dibandingkan kulit putih.
Penelitian sebelumnya dari Stanford menyebutkan Zoom fatigue disebabkan antara lain, kontak mata yang terlalu lama dan lebih banyak energi yang dibutuhkan untuk bisa menangkap suasana sosial dalam pertemuan virtual.
Source | : | CNET |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR