"Dukungan manajemen untuk memberikan anggaran, kebutuhan informasi, sampai awareness itu juga perlu. Jadi kita enggak bisa lepas dari namanya teknologi saja, hal lainnya juga perlu,” lanjut Syahrir.
People, process, dan technology sebagai pondasi
Pada kesempatan yang sama, Department Head Security Technologies & Services Q2 Technologies Henrico Perkasa mengatakan, ada tiga hal krusial yang perlu diperkuat untuk mencegah kebocoran data. Tiga hal yang mendasari pondasi tersebut adalah people, process, dan technology.
Baca Juga: Hati-hati, Ada Kasus Penyalahgunaan Data Pribadi di Traveloka Paylater
“Orang (people) itu jadi aset berharga sekaligus first line of defense untuk mencegah kebocoran data. People itu bisa jadi weakest link. Artinya, banyak serangan siber yang mengalihkan serangan mereka ke orang dengan menggunakan metode email phising untuk menyusup ke dalam sistem perusahaan,” ujar Henrico dalam kesempatan serupa.
Setelah itu, proses. Henrico menjelaskan bahwa perusahaan harus bisa memastikan jika tim TI yang ada dapat melakukan respons cepat ketika serangan siber terjadi.
“Perusahaan harus punya yang namanya cyber incident response yang berisi prosedur dan pendekatan operasional yang perlu dilakukan untuk mengatasi serangan sesegera mungkin,” lanjut Henrico.
Perusahaan juga bisa menyiapkan cadangan data untuk menambal kerusakan jika serangan siber terjadi sewaktu-waktu. Dengan cara ini, perusahaan lebih siap dalam menghadapi berbagai kondisi yang mungkin terjadi.
Kemudian, soal pondasi ketiga yaitu technology, Henrico menilainya sebagai komponen utama yang perlu diperhatikan secara menyeluruh.
Baca Juga: DEA Perluas Bisnis Hiburan Blockchain ke Indonesia, Asia Tenggara
Ia menyarankan agar perusahaan tidak terlalu banyak menggunakan teknologi yang tidak perlu. Sebab, kompleksitas dari berbagai teknologi yang digunakan malah akan menyulitkan para personel TI untuk melihat dan mengevaluasi ancaman yang mungkin terjadi.
“Semakin kompleks teknologi, kawan-kawan IT akan kesulitan untuk evaluasi. Lebih baik lakukan patch secara berkala. Monitoring rutin terhadap perangkat maupun jaringan lokal penting untuk dilakukan kalau ada perubahan atau anomali,” lanjut Henrico.
Mengenal Dimitri Josephine Sahertian, Instruktur Unreal Engine Kebanggaan Indonesia
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR