Ingin menyajikan layanan real time yang andal, perusahaan media intelligence di Asia Pasifik, Isentia, memadukan teknologi Speech-to-Text dari Google Cloud dan Artificial Intelligence (AI).
Langkah ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan melacak berita yang muncul di tengah arus pergerakan cepat dunia media sosial dan media mainstream. Pelacakan berita ini penting bagi bisnis mengingat kemampuan berita dalam memengaruhi reputasi, peluang bisnis, dan tren bagi setiap industri.
Melalui Speech-to-Text, Isentia memungkinkan berbagai organisasi dan tim komunikasi (Communications) dan hubungan media (Media Relations) untuk mengelola reputasi dan peluang secara real-time, dengan mengandalkan rangkaian produk dan kapabilitas intelijen media yang didukung AI.
“Pemantauan kami lebih dari sekedar mengelompokan penyebutan brand atau anggota tim eksekutif, tapi juga menyediakan informasi tentang apa yang dikatakan orang terhadap bisnis, industri, atau bahkan interest hampir secara real-time. Hal itu sangat penting karena value yang diperoleh banyak klien kami adalah kemampuan untuk memahami tren atau peristiwa dan merespons dengan cepat," jelas Paul Russell, Chief Technology Officer Isentia.
Cara Kerja Fitur Speech-to-Text
Fitur Speech-to-Text akan mengotomatisasi konversi ucapan penyiar atau pembawa acara ke dalam bentuk teks. Fitur ini mencocokkan kata-kata dalam transkrip teks dengan konten pemutar video. Proses ini bahkan berjalan saat berita televisi prime time dan acara terkini berlangsung, di mana permintaan pemantauan mencapai sepuluh kali lipat lebih tinggi.
Setelah memroses konten siaran dengan Speech-to-Text, hasil data yang didapat akan dianalisis dan diperkaya melalui berbagai fungsi internal:
Fitur ini juga memungkinkan pengguna untuk melompat dengan cepat ke bagian item media yang ingin mereka lihat. Bahkan saat klien disebutkan secara langsung dalam acara radio talkback dan dalam konteks negatif, tim dari organisasi tersebut dapat menentukan apakah akan menelepon dan merespons saat itu juga.
Bersama dengan Google Cloud, Isentia menerapkan solusi pemantauan penyiaran TV dan radio baru ini dalam waktu tiga bulan dan berencana untuk mengembangkannya ke bahasa lain, seperti dialek China, Melayu, dan Tagalog.
Transisi Pandemi
Menyajikan layanan media intelligence dalam lingkungan yang dinamis juga membutuhkan kolaborasi erat untuk memastikan semua anggota tim bekerja pada kecepatan yang sama.
Sejak 2019, Isentia mengalihkan tenaga kerjanya ke Google Workspace pada 2019 sehingga dengan cepat dapat meningkatkan kolaborasi. Terlebih di saat pandemi, pemanfaatan Google Workspace memungkinkan Isentia menjaga operasional dan layanan klien. Manfaat ini diperkuat ketika pandemi menyebar, dan Isentia harus mengirim tenaga kerjanya yang tersebar secara geografis untuk bekerja dari rumah.
“Isentia sangat senang dapat menampilkan peningkatan teknologi berbasis AI kelas dunia bagi klien kami, berkat Google API dan aplikasinya. Teknologi yang menjadi basis penawaran Isentia terus memimpin dalam industri ini. Transisi ke dalam Google Workplace tercapai tepat waktunya dengan sempurna dan mengalami transisi yang mulus. Ini membantu Isentia dengan cepat dan efektif beradaptasi dengan cara kerja yang dibutuhkan untuk berkembang selama pandemi dan membuka peluang baru untuk produktivitas dan kolaborasi,” ujar James Merritt, Chief Executive Isentia Asia.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR