Teknologi Artificial Intelligence kian banyak digunakan di berbagai aspek kehidupan. Selain di dunia pendidikan, contoh Artificial Intelligence juga bisa kita temui di sepakbola.
Hal ini terlihat dari kerjasama Liverpool FC dengan DeepMind, salah satu anak perusahaan Alphabet (induk dari Google). Kerjasama keduanya tercermin dari jurnal Game Plan: What AI can do for Football, and What Football can do for AI yang diterbitkan Journal of Artificial Intelligence Research. Penelitian ini diharapkan menjadi awal dari proses eksplorasi pemanfaatan Artificial Intelligence di area sepakbola.
Sebagai latar belakang, Artificial Intelligence adalah area dari computer science yang bertujuan menciptakan kecerdasan komputer yang menyerupai manusia. Dengan memanfaatkan data yang masif dan kemampuan komputasi yang sangat cepat, Artificial Intelligence (AI) dapat mengkalkulasi berbagai skenario dan merekomendasikan sebuah keputusan.
Pada contoh Liverpool FC, teknologi AI diharapkan dapat membantu pelatih dalam melihat pola yang mungkin tidak kasat mata. Salah satu contohnya adalah melihat pola dari 12.000 tendangan penalti yang terjadi di liga di seluruh Eropa dalam beberapa musim terakhir. Teknologi AI dapat mengelompokkan pemain yang memiliki pola permainan yang sama.
Berdasarkan data, teknologi AI dapat memprediksi arah tendangan penalti seorang pemain. Salah satu temuan menarik adalah pemain striker cenderung mengarahkan penalti ke sisi sudut kiri bawah gawang, sementara pemain midfielder lebih seimbang ke sisi kiri dan kanan.
Contoh pemanfaatan AI lainnya adalah menganalisa faktor kelelahan pemain berdasarkan data fitness dan aktivitas selama pertandingan. Dengan begitu, pelatih dapat mengistirahatkan pemain sebelum pemain tersebut cedera.
Dua contoh di atas hanyalah sedikit gambaran dari berbagai potensi pemanfaatan AI di dunia sepakbola. “Saat ini adalah waktu yang tepat [memanfaatkan AI di sepakbola],” ungkap Karl Tuyls, peneliti DeepMind yang memimpin studi ini. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak klub yang telah menggunakan sensor, GPS tracker, dan computer vision untuk menganalisa pergerakan pemain.
Melalui kerjasama ini, Liverpool FC akan menyediakan data dari pertandingan mereka selama musim 2017-2019. Data inilah yang nantinya akan diolah DeepMind untuk mendapatkan pola yang dapat meningkatkan prestasi klub juara Liga Italia 2019-2020 tersebut.
Karl Tuyls sendiri menyebut, teknologi AI tidak akan menggantikan fungsi pelatih. Efek dari AI pun belum akan dirasakan dalam waktu singkat. “Namun dalam lima tahun ke depan, saya memprediksi akan muncul semacam automated video assistant coach yang membantu pelatih menyusun strategi,” ungkap Tuyls kepada Wired.
Tools ini nantinya akan membantu pelatih dalam menganalisa strategi sebelum maupun sesudah pertandingan. “Tools ini bahkan dapat digunakan di halftime untuk menyusun strategi di babak kedua,” tambah Tuyls.
Artikel terkait: Apa itu Artificial Intelligence?
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR