LINE Ramadan adalah salah satu layanan milik LINE Indonesia yang rutin dihadirkan di momen spesial Ramadan. Diikuti oleh 11 juta follower, layanan ini memiliki cerita menarik di balik proses proses pengembangannya.
Farhan Ramadan, UI/UX Designer yang mengembangkan desain dari LINE Ramadan memaparkan proses, tantangan, dan kiat-kiat pengembangan LINE Ramadan.
Mungkin sedikit yang mengetahui bahwa sebagian besar dari pengembang di balik salah satu layanan yang banyak digunakan oleh pengguna LINE di Indonesia ini adalah Generasi Z. Dan Farhan Ramadan adalah salah satunya.
Hapus Kesan Negatif Pandemi
Salah satu kunci kesuksesan LINE dalam mengembangkan LINE Ramadan yang akun resminya telah memiliki lebih dari 11 juta follower ini adalah desain UI/UX yang dikembangkan sesuai kebutuhan pengguna sehingga pengalaman pengguna dalam mengikuti LINE Ramadan bisa lebih baik.
“Sebagai UI/UX Designer, saya memiliki kewajiban untuk memastikan pengalaman pengguna saat menggunakan produk ini secara langsung. Pengalaman yang lebih baik tentunya akan membuat pengguna tetap memanfaatkan layanan kita,” ujar kata Farhan Ramadan, UI/UX Designer LINE Indonesia.
Desain UI/UX LINE Ramadan dibuat berbeda dari tahun ke tahun. Dan tahun ini, desain UI/UX LINE Ramadan dipengaruhi oleh situasi pandemi yang saat ini masih terjadi di seluruh dunia dan menjaga jarak masih harus diterapkan demi menjaga kesehatan.
Tujuan utama dari desain LINE Ramadan tahun ini adalah mematahkan kesan negatif yang timbul dari situasi pandemi ini. LINE berharap desain baru ini bisa membawa suasana menyenangkan di antara masyarakat, baik yang menjalani puasa Ramadan maupun tidak. Selain itu, desain tahun ini juga berusaha untuk memberikan kesan kebersamaan yang erat dengan suasana Ramadan.
Memerhatikan Keseimbangan Berbagai Segi
Ada sejumlah tahap dalam proses mendesain UI/UX LINE Ramadan. Sebagai UI/UX Designer, Farhan akan memulai dengan menarik garis besar terhadap masalah dan tujuan dari desain produk bersangkutan. Data dan informasi dari pengguna pada tahap ini dinilai penting. Selain itu, laporan dari produk sebelumnya juga tidak kalah penting.
Setelah semua proses riset selesai, maka proses untuk merancang alur dan tampilan dari produk bisa dimulai. “Jika dirasa ada hal yang kurang atau ada rancangan UI/UX yang baru, maka saya akan melakukan riset berikutnya untuk menguji desain tersebut,” jelas Farhan.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR