Tren mata uang kripto sedang melejit di Indonesia dan pertumbuhannya terus meningkat.
Transaksi mata uang kripto mengalami kenaikan sebanyak lima kali lipat dibanding akhir 2020 yang baru sebesar Rp65 triliun. Sementara dari sisi jumlah investor aset kripto, pertumbuhannya tak kalah eksponensial.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan transaksi mata uang kripto tembus Rp370 triliun per Mei 2021.
"Kami melihat pertumbuhan aset kripto itu sangat tinggi, jumlah pemain pada 2020 sekitar 4 juta orang dan pada akhir Mei 2021 sudah tumbuh lebih dari 50% menjadi 6,5 juta," ujar Lutfi dalam webinar Kompas Talks: Mengelola Demam Aset Kripto.
Lutfi menyebut aset kripto bakal menjadi salah satu bagian penting dari hilirisasi perkembangan ekonomi digital yang tidak terhindarkan.
Terutama, saat teknologi penopang seperti jaringan 5G, internet of things (IOT), cloud computing, dan artificial intelligent (AI) sudah berjalan makin maksimal.
Dia memproyeksikan perdagangan ekonomi digital akan tumbuh pesat hingga delapan kali lipat dari kondisi saat ini pada 2030. Perdagangan ekonomi digital diprediksi mencapai Rp4.531 triliun, mengingat saat ini nilainya Rp632 triliun.
"Oleh sebab itu peran perdagangan di hilirisasi ekonomi digital menjadi sangat penting dan mesti diatur karena kalau tidak kita akan diuber-uber oleh sesuatu yang sudah menjadi kenyataan dunia, terutama dunia digital ekonomi," imbuh Lutfi.
Lutfi melihat ecommerce menguasai sebagian besar transaksi ekonomi digital. Pada 2030, e-commerce akan menguasai 34% dari nilai ekonomi digital.
Lalu diikuti oleh transaksi antarbisnis atau business to business (B2B) dan jasa korporasi (corporate services).
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR