Dari sisi sumber daya, survei tersebut menemukan bahwa 75% dari perusahaan tidak mampu merekrut ataupun menemukan orang-orang yang memiliki keahlian operasional dan analisis keamanan yang memadai.
Menjawab berbagai tantangan yang dijumpai oleh perusahaan dan bisnis di masa pandemi tersebut, McAfee menghadirkan inovasi teknologi XDR (eXtended Detection & Response).
Inovasi ini sudah muncul sejak akhir 2020, dan dianggap sebagai sistem yang bisa menyatukan seluruh permukaan yang rentan terhadap ancaman keamanan siber, mulai dari web, cloud, data, jaringan dan banyak lagi, ke dalam satu kendali sehingga operasional keamanan dalam perusahaan bisa lebih efisien dan produktif.
Perbedaan mendasar XDR dengan sistem keamanan lama SIEM (Security Information and Event Management) adalah tampilan “single panel” atau panel tunggal, yang menyerupai dasbor, sehingga personil keamanan bisa melihat semua hal yang terjadi dalam on-premise ataupun juga dalam cloud secara mudah dan terpadu, dan bisa dilakukan dari mana saja, sehingga optimal untuk situasi kerja remote seperti sekarang ini.
XDR bergantung pada kompleksitas dari sistem keamanan yang sudah ada sebelumnya dalam perusahaan, tapi kelebihannya adalah bisa mengumpulkan dan mengkorelasikan data dari berbagai produk sistem keamanan siber yang berbeda-beda.
“Kebutuhan akan XDR sangat bergantung pada jenis, skala, dan kompleksitas perusahaan. Jika perusahaan tersebut belum membutuhkan pengawasan terhadap keamanan endpoint, lebih baik mulai membangun keamanan siber mendasar terlebih dahulu. Tapi jika bisnis sudah semakin berkembang dan kompleks, penggunaan XDR jelas memberikan berbagai keuntungan dan mengurangi kompleksitas,” jelas Jonathan Tan, Managing Director, Asia, McAfee.
“Walau demikian, sangatlah baik untuk mulai mempertimbangkan penggunaan XDR sejak dini agar operasional keamanan dalam perusahaan tidak kewalahan menghadapi jumlah dan jenis ancaman siber yang akan semakin beragam di masa yang akan datang, terutama jika skala bisnis nantinya sudah semakin besar dan kompleks,” tambah Jonathan.
Baca Juga: Teknologi AI Bisa Permudah IT Security Menginvestigasi Serangan Siber
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR