Kini Facebook tergabung dalam perusahaan bernilai lebih dari satu triliun dolar AS atau senilai Rp14.484 triliun pada penutupan pasar, Senin (28/6/2021). Yahoo Finance melaporkan kapitalisasi pasar Facebook senilai 1,008 triliun dolar AS.
Pencapaian itu adalah yang pertama kali semenjak Facebook berdiri pada tahun 2000-an. Hal ini menjadikannya yang terbaru dalam periode sejak Google dimulai (yaitu pada 1998), alih-alih Alfabet (yang dibuat 2015) seperti dikutip The Verge.
Tentunya keuntungan Facebook berkat pemasukan dari situs Facebook sendiri dan anak perusahaannya seperti Messenger, serta Instagram, WhatsApp, dan Oculus.
Berita itu muncul bersamaan dengan dihentikannya kasus FTC untuk membatalkan akuisisi Instagram dan WhatsApp Facebook, setelah seorang hakim federal menyatakan bahwa FTC tidak memiliki bukti cukup jika perusahaan itu monopoli.
Pasar Iklan
Otoritas persaingan dan pasar di Inggris (The Competition and Markets Authority/CMA) mengatakan gurita Facebook dan Google mendominasi pasar iklan digital di dunia dan akan memberikan dampak buruk pada persaingan pasar.
Chief Executive CMA Andrea Coscelli mengatakan saat ini Google dan Facebook menguasai sekitar 80 persen pangsa pasar periklanan digital di Inggris. Google dan Facebook menguasai nilai pasar yang mencapai 14 miliar poundsterling atau Rp279 triliun.
Tentunya, kondisi itu bukanlah sebuah situasi yang ideal untuk sebuah persaingan.
"Ketika perusahaan memiliki kekuatan ekonomi yang terlalu besar, hal tersebut dapat menciptakan sejumlah distorsi, pertama untuk pesaing, kedua untuk konsumen, dan pada tingkat tertentu juga berpotensi mempengaruhi proses berjalannya politik," kata Coscelli.
Baca Juga: Ini Tujuh Tips Memaksimalkan Konten di Platform Digital
Secara spesifik, Google memegang sekitar 90 persen kendali dari pasar iklan pencarian Inggris senilai 7,3 miliar poundsterling (sekitar Rp145,7 triliun). Sementara itu, Facebook saat ini memiliki lebih dari 50 persen pangsa pasar iklan internet (display ads) di Inggris sebesar 5,5 miliar poundsterling (sekitar Rp109,7 triliun).
"Kami secara umum ingin melihat pasar yang lebih kompetitif dengan lebih banyak keberagaman pemain," lanjut Coscelli.
Juru bicara Facebook beralasan para pengiklan sejatinya diberikan kebebasan menentukan platform yang dikehendaki untuk mengiklankan produknya. Seperti di radio, televisi, media cetak, juga online.
"Dalam periklanan online itu sendiri, kami menghadapi persaingan dari Google, Apple, Snap, Twitter dan Amazon, serta pendatang baru seperti TikTok, yang membuat kami tetap waspada," kata Juru Bicara Facebook.
Baca Juga: Fitur Spotify Ini Bisa Filter Lagu Berdasarkan Mood Pengguna
Source | : | The Verge |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR