Baru-baru ini tersiar kabar bahwa terjadi data breach terhadap pengguna Linkedin dalam jumlah besar. Seperti yang InfoKomputer beritakan di sini, sebanyak 700 juta data pengguna Linkedin kala itu sedang dijual di dark web. Meski data breach alias kebocoran data tersebut bisa diperdebatkan apakah benar data breach atau bukan, hal itu mengingatkan kita akan beberapa dugaan data breach yang ramai dikabarkan sebelumnya, seperti BPJS Kesehatan dan Tokopedia. Aneka insiden ini pun menegaskan makin pentingnya keamanan pada dunia maya alias siber atau yang lazim disebut di dunia dengan cyber security maupun cybersecurity.
Lalu apa sebenarnya definisi dari cyber security alias keamanan siber ini?
Seperti yang InfoKomputer sampaikan di sini, menurut ISO (International Organization for Standardization), tepatnya ISO/IEC 27032; mengutip dari sejumlah sumber; cyber security atau cyberspace security adalah preservasi dari kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi di cyberspace. Adapun cyberspace merujuk pada lingkungan yang kompleks yang merupakan hasil dari interaksi antara orang, peranti lunak, dan layanan-layanan internet melalui penggunaan aneka perangkat teknologi dan berbagai koneksi jaringan; lingkungan yang tidak memiliki wujud.
Sementara, menurut Kaspersky; cyber security adalah suatu praktik melindungi para komputer, server, perangkat mobile, sistem elektronik, jaringan, dan data dari serangan-serangan jahat. Begitu pula Cisco yang mendefinisikan cyber security sebagai praktik melindungi berbagai sistem, jaringan, dan program dari serangan-serangan digital.
Jadi, bisa dibilang cyber security adalah tindakan untuk melindungi informasi di dunia maya dari aneka serangan.
Makin Banyak Digunakan dan Diserang
Tak hanya kebocoran data, terdapat berbagai insiden lain sehubungan cyber security. Beberapa di antaranya adalah serangan WannaCry dan serangan Mirai yang sempat ramai beberapa tahun lalu. Lebih jelasnya bisa Anda lihat di sini. Bukan hanya beragam, jumlah insiden sehubungan cyber security pun bertumbuh.
Ambil contoh cyber attack alias serangan siber.
Menurut Deep Instinct, jumlah cyber attack menggunakan malware mengalami peningkatan sebesar 358% pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019. Sementara, khusus ransomware, peningkatannya sebanyak 435% pada tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun besarnya peningkatan yang disebutkan Deep Instinct tersebut berdasarkan basis data Deep Instinct yang menerima data dari berbagai sumber, termasuk pihak ketiga dan yang didapatkan dari konsumen Deep Instinct. Data yang dikumpulkan pun diklaim merefleksikan ratusan juta kejadian pada tahun 2020.
Khusus Indonesia, BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) menyatakan sepanjang bulan Januari sampai Agustus tahun lalu, terdapat hampir 190 juta upaya cyber attack di Indonesia; naik lebih dari empat kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 yang sekitar 39 juta.
Jumlah cyber attack yang meningkat tentunya sejalan dengan makin banyaknya penggunaan komputer; seperti desktop, laptop, smartphone, server, dan perangkat IoT (internet of things); serta penggunaan jaringan komputer; seperti internet dan LAN; dalam kehidupan masyarakat dunia sehari-hari, termasuk dalam berorganisasi.